Senin, 26 Agustus 2013

[Movie] Our Love and Our Dream in WL Art School - TREASER 3




Title                       : Our Love and Our Dream in WL Art School [TREASER 3]
Main Cast           : All Imaginary Cast, All WLE’s Artist.
Han Hye Soo , Kim Hyun Bin , Lee DongHwa , Kim Eun Hee , Park Hyo Ri , Song Sang Hee (rifi), Lee Jongki, Lee Young Soo ,  Kang JungHyon , Park Jung Woon , Choi Jiwoo , Shin Hyun Ra , Lee Shin Hwa
Genre                    : Friendship and Romance
Length                  : Chapter
Disclaimer           : Ingat, this story is our. This only our imagination and the character is not real.

Enjoy Reading !! ^^


Lee Young Soo
Disini adalah tempat yang paling nyaman untukku. Tanpa keramaian tanpa kebisingan. Taman belakang gedung bertingkat ini, membuatku sangat nyaman. Aku bersandar pada pohon, entah namanya pohon apa, yang pasti pohon ini sangat tinggi dan besar. Menyamankan diriku senyaman-nyamannya sebelum jadwal gila itu memenuhi otakku. Aku Lee Young Soo, hanya pria biasa dulunya, tapi sekarang aku adalah seorang artis, artis terobosan WL Art School. Baru saja debut selama sebulan, entah mengapa jadwalku begitu padat, bagaimana jika aku sudah debut setahun, apa aku tidak akan bisa tidur walau semenit saja. Ahhh !Jadwal itu membuatku muak.
Account twitter ini, dulunya selalu tidak pernah gagal menghilangkan rasa jenuhku bahkan ketika diriku dalam keadaan frustasi sekalipun, Tapi kini, account twitter ini sungguh membuatku ingin lenyap dari bumi ini. Hampir setiap 0,99 detik, ponsel ini nyaris tidak behenti bersuara. Semua pesan dari accont ini adalah pesan dari para coolers, panggilan para fansku. Sesekali muak rasanya melihat pesan itu, tapi bagaimanpun juga, aku harus sangat berterimakasih pada mereka semua, karena jika tidak mereka, aku bukan apa-apa disini, di dunia entertain. Sesekali aku membalas semua pesan dari mereka, tidak semuanya, hanya beberapa, karena tidak memmungkinkan kan seseorang harus membalas ratusan bahkan ribuan pesan itu. Jangan gila haha. Aku tertawa, ya aku tertawa. Sepertinya sudah lama sekali aku tidak tertawa selepas ini, aku bahkan lupa, terakhir kali aku seperti ini. Tapi aku tidak pernah lupa, kejadian itu, gadis itu, cuek tapi juga cerewet, menakutkan seperti iblis, tapi sangat manis. Dan dia satu-satunya gadis yang membuatku tak henti tersenyum  dalam hati.

“Hei !”

“Siapa? Aku?” Aku mengarahkan jari ke hadapanku sendiri.

“Iya, kau! siapa lagi hah, apa kau melihat ada orang lagi selain kita?” Tanyanya sinis. DIa menyindirku, aisshh gadis ini, bukan, kau lebih mirip wanita tua yang sedang mengomel. “Lalu, ada apa denganku?”

“Cih, pria macam apa kau? Secepat itu melupakan, dan menganggap seolah-olah bukan kau tersangkanya.”

Tersangka? Memangnya aku membunuh siapa. Aishh, cukup sudah, ‘wanita tua’ ini membuatku muak
“Memangnya apa yang ku lakukan, sampai kau mengatakan aku seorang tersangka, apa aku telah melakukan hal yang salah?” Tanyaku sakartis.

“Menabrak seorang gadis, sehingga membuat segelas vanilla latenya tumpah, berkasnya terhambur, dan parahnya lagi kau meninggalkannya tanpa kata maaf, sepertinya rentetan kalimat tadi menyatakan bahwa itu sudah cukup salah dimataku.”

Aisss, jadi gadis ini adalah gadis yang kemarin ku tabrak saat aku dikejar oleh para fans. Gadis yang memiliki mata indah itu. Baiklah.

“Ohh, jadi gadis itu adalah kau. Maaf,  kemarin itu aku dikejar banyak orang, jadi aku berlari secepat mungkin, dan tak sempat minta maaf padamu. Aku mengaku bersalah, sebagai permintaan maafku. . .” Aku sedikit memberi jeda pada kalimatku, “jadilah kekasihku.”

“Mwoo.. yak kau ! Dasar pria gila. Permintaan maaf macam apa itu, aku  tidak sudi, tidak akan pernah sudi.”

Hmm, menarik. Jadi dia tidak sudi menjadi pacar seorang Lee Young Soo. Cihh, gadis ini benar-benar menyebalkan. Lihat saja, aku akan membuatmu tidak akan pernah bisa berpaling dariku.
“Hmm, baiklah jika itu jawabanmu. Aku pergi, sampai berjumpa lagi.”  Aku berjalan meninggalkan dia, dan terlihat wajah kesal darinya

“Aishh, kau benar-benar pria tak tau malu, kau pria gila !!” Dia terus saja berteriak, dan aku tidak peduli. Seperti kataku, baiklah permainan ini akan segera dimulai ‘wanita tua’, kau memakai seragam itu, pastinya kau tidak akan pernah jauh dari jangkauanku.

Ahhh, kenapa aku jadi mengingat gadis itu.  Gadis bernama Song Sang Hee. Tapi seperti yang ku katakan tadi, permainan. . . ya, permainan itu baru saja dimulai.
“Aku akan membuatmu tidak akan pernah bisa berpaling padaku, ‘wanita tua’ yang cerewet.”




Lee Jongki
Lee Jongki, itulah namaku. Aku adalah seorang pewaris tunggal LeeCorp. Anak tunggal dari Lee Han Ji, dan Lee Jang Kyo. Banyak yang mengatakan bahwa  bukankah enak menjadi anak tunggal dari Pengusaha besar seperti Lee Jang Kyo yang hampir 1/4 dunia ini berada pada genggamannya, bukankah tinggal meneruskan peruasahaan besar itu,  dan mulai berencana untuk menghambur-hamburkan uang, menarik bukan, haha. Tapi tidak denganku, aku sama sekali tidak tertarik pada hal-hal seperti itu. Menurutku sangat memuakkan memiliki uang banyak, hanya dimanfaatkan atau diperas habis-habisan. Dan itu merupakan salah satu alasanku mengapa sekarang aku berada disini, disebuah sekolah seni ini. WL Art School. Tempat yang sekarang jadi tujuan hidupku, menjadi seorang musisi. Dan akan mengembangkan music di seluruh dunia . Yeah, Music is my life !
Sekarang, aku sedang melajukan mobilku di sepanjang jalan menuju rumah. Sepi sekali jalanan ini, seperti didunia lain saja. Aku bahkan terkikik geli karena ucapanku sendiri. Akhirnya, dari pada suasana terasa seperti ini, aku memainkan music pada music player yang ada dimobilku, dengan sekali tekan, suara indah Bruno Mars dengan lirik Marry you mengalun indah ditelingaku. Tanpa ku sadari, aku menghentikan mobilku ditepi jalan. Mataku mulai mengekor mengikuti langkah gadis itu. Gadis yang sempat membuatku kelimpungan jika ia berada di hadapanku. Gadis itu Shin Hyun Ra.

Shin Hyun Ra
“Yak Hyun Ra, apa kau tidak lelah terus-terusan berjalan menyusuri butik demi butik seperti ini hah?”
“Kenapa, kau tidak suka ?”
“Bukan tidak suka, hanya saja aku merasa lelah.”
“Kalau begitu pulanglah, aku akan berjalan sendirian.”
“Kau gila! Aku mengenalmu Hyunnie, kau pasti akan pulang malam jika awalnya seperti ini. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!”
“Tapi kau lelah kan?”
“Tidak, tidak usah memikirkan itu.”
“Kau aneh.”
“Biarkan saja. Manusia manapun akan menjadi aneh jika itu berhubungan dengan gadisnya.”
“Cih, kau mau menggombal?”
“Tidak, aku bicara tentang kenyataan.”
“Terserah kau sajalah.”
“Baiklah.”

“Kau tidak boleh pergi! Kau harus tetap disini.”
“Aku harus pergi, masih banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan Hyun.”
“Tapi kau berjanji tidak akan meninggalkanku.”
“Tapi keadaan saat ini berbeda.”
“Tidak, sama saja. Keadaan sekarang, nanti, besok atau hari-hari setelah ini akan sama. Tidak akan berbeda.”
“Ku mohon mengertilah Hyunnie.”
“Kau bercanda kan? Aku tidak mau kau tinggalkan!”
“Hanya sebentar Hyun, mungkin dalam 1 tahun, pekerjaan itu akan selesai.”
“Kau pembohong! Kau pembohong! Aku benci padamu!”
“Hyunnie. . . Ku mohon mengertilah, berhentilah bersikap seperti itu. Aku berjanji akan kembali padamu setelah 1 tahun nanti.”
Tubuh gadis itu terasa lemas. Bahkan tubuh gadis itu akan mudah jatuh terhuyung jika saja tangan pria itu tidak dengan cepat memegang pinggang gadis itu.
“Ku mohon mengertilah. Aku berjanji akan kembali padamu.”
“Kau janji?”
“Ya, aku berjanji.”
“Baiklah aku percaya, lihat saja jika kau tidak kembali setelah 1 tahun nanti. Aku akan mencincangmu hidup-hidup, kau mengerti !”
“Mengerti Calon Nyonya Park.”
Gadis itu tersenyum, sangat bahagia melihat pria itu mengucapkan kata “Calon Nyonya Park”. Dan sangat menggelikan melihat tingkah prianya seperti itu. Jarang-jarang pria itu mau tersenyum sangat manis seperti ini padanya.

Seorang gadis menyusuri tepi jalan dengan langkah gontai. Disekelilingnya, terdapat taman yang rimbun dengan pohon. Tapi dia tetap saja tidak berhenti berjalan. Entah setahun lebih terakhir ini, gadis itu lebih mirip seperti mayat hidup yang sedang siap menunggu hari pemakamannya.
“Sudah 2 tahn berlalu, tapi pria itu belum muncul juga. Dan bodohnya aku masih saja mengingatnya. Aissshh, awas saja jika kau berani muncul dihadapanku, aku tidak akan ragu-ragu untuk mencincangmu hidup-hidup. Bukankah kau berjanji akan kembali padaku setelah 1 tahun, tapi kenapa kau belum datang juga. Ya Park Jung Won! Kau benar-benar mau mati ditanganku rupanya. Aisshhhh.”

“Siapa yang mau mati ditanganmu hah?” Terdengar suara pria dari belakang punggungnya.
Gadis itu membalikkan tubuhnya.

Degh!

“Kau . . .” sahutku dengan nada tidak suka.

“Hey, kau seperti melihat hantu saja.” Pria itu mulai menatapku sebal.

“Bukankah kau memang sejenis itu.” Aku terkikik geli melihat wajah pria yang sekarang ada dihadapanku.

“Ck, kau ini. Dasar ibu-ibu berdarah dingin.”
“Yak, aku bukan ibu-ibu. Aku masih gadis!”

“Aku tahu.” Lihat, pria itu tertawa terbahak-bahak dihadapanku.

“Kau !” Aku muak dengan pria ini, selalusaja begitu.

“Baiklah, maaf-maaf. Kenapa kau berjalan sendirian di tepi jalan seperti ini, hah? Seperti mayat hidup
saja.” Dia menyindirku. Bukannya seperti, aku memang sudah menjadi mayat hidup. Huh.

“Aku hanya mencari udara segar saja.”

“Ohh begitu. Ayo pulang, kau terlihat lelah sekali.”

“Pulanglah sendiri, tuan muda Lee jongki.”

“Yak, kau ini. Berhenti memanggilku dengan sebutan itu nona Shin Hyun Ra. Ayo ikut aku, kau tidak boleh berkeliaran seperti ini.” Dia meraih pergelangan tanganku, mulai menarik paksa menuju mobilnya.

“Yak, Jongki~ah. Lepaskan!”

“Tidak. Ayo ikut aku dan kita pulang tunanganku.”

“Ck, selalu begitu.”
 Dia Lee jongki, yang tak lain dan tak bukan adalah tunanganku setahun terakhir ini. Padahal nama Park Jung Won saja belum terhapus dalam hatiku, dan dia. . .seenaknya saja masuk dalam hidupku dengan mengambil title ‘tunangan’ karena keluarga gila kami. Ku rasa hidupku mulai tak waras.

Park Jung Won
Menginjakkan kakiku lagi dinegara kelahiranku ini, rasanya nyaman sekali. Menghirup udara yang sama dengan yang dia hirup. Gadisku, apa kabarnya? Bagaimana keadaannya? Apa dia semakin kurus? Argghh, memikirkannya saja sudah membuatku frustasi. 2 tahun. Maaf, aku mengingkari janjiku. Sebenarnya tidak sampai setahun, aku sudah bisa mengembalikan kestabilan perusahaan Ayah. Tapi, kerjaan disana membuatku harus bertahan hampir 2 tahun. Resort-resort baru yang dibuka oleh Dubai dan Qatar, membuatku menjadi seorang wokerholic. Aku sama sekali tidak pernah melupakannya. Sedetik pun tidak pernah. Yang ku pikirkan hanya pulang dan pulang, kembali padanya. Tapi, aku hanyalah pria bodoh. Sekarang, untuk datang padanya saja aku tidak berani, apalagi untuk mengatakan padanya bahawa aku kembali hanya untuk mengatakan bahawa Ayah telah menjodohkanku dengan anak temannya. Ku rasa ini gila. Mungkin dia akan membunuhku ditempat, mencincangku dan membenciku seumur hidupnya.
Aku terus menelusuri alam pikiranku, memikirkan dia dia dan dia. Mungkin wajahku yang terfokus pada luar kaca mobil membuat sahabatku bingung.

“Kau baik-baik saja?” Tanya sahabatk JungHyon. Dari tadi dia hanya diam saja. Dan kenapa sekarang mulai bertanya yang tidak-tidak.

“A-aku, aku baik-baik saja.” Aku tersentak. Kalimatku sedikit terbata, tapi aku bisa mengatasinya dan kembali tenang.

“Kau yakin?” tanyanya lagi.

“Hmm.” Aku tak tahu harus menjawab bagaimana lagi.

“Kau memikirkannya?” sebenarnya apa yang ingin dia tanyakan. Bingung.

“Entahlah.” Jawabku seadanya. Aku malas, sangat malas untuk berdebat saat ini.

“Oh, ayolah. Kau masih memikirkannya, berarti kau masih mencintainya. Kau malah mati-matian ingin melupakannya dan menuruti semua kemauan Ayahmu. Kau gila!” Ujarnya dengan sedikit penekana pada akhir kalimat. Jadi ini maksud pembicaraannya.

“Ayahku sudah tua, dan ibuku juga sudah tidak sabar menginginkanku untuk menikah.” Aku mencari alasan yang tepat agar ia tidak bertanya-tanya lagi.

“Lalu, bukan berarti kau harus menuruti semua kemauan mereka, apalagi menjodohkanmu dengan Jung Chaerin.” Dia malah semakin meninggikan nada biacaranya. Jung Chaerin, dia menyebut nama itu, nama seorang gadis yang seperti ku bilang tadi, dia adalah gadis yang akan dijodohkan denganku.

“Sudahlah.” Aku berusaha menydahi pembicaraan ini. Atmosfer didalam sini sudah sangat tidak mengenakan.

“Baiklah jika itu maumu.” Syukurlah dia mengerti.

“Terima kasih.” Gumamku dengan suara yang mungkin tidak dapat didengar olehnya.

“Hmm.? Kau mengatakan sesuatu?”
“Tidak, aku tidak mengatakan sesuatu.”
“Hmm” JungHyon pun hanya ber-hmm saja. Aku tahu dia kecewa padaku. “Pak, kita berhenti sebentar disini.” Tiba-tiba Junghyon meminta Shin Ajhusi untuk berhenti ditepi jalan.

“Ada apa?” tanyaku

“Aku ada urusan sebentar dirumah itu. Kalau tidak salah, itu salah satu rumah client kita dari Jepang. Selagi aku menyeleseikan urusanku, kau bisa berjalan-jalan ke taman itu.” Ujar JungHyon dengan menunjuk salah satu taman yang berada pada sudut jalanan.

“Baiklah Mr Kang JungHyon.” Dia tersenyum geli melihatku mengatakan itu. Lebih baik menghibur diri kan.

Aku membuka pintu mobil dan keluar bersamaan dengan JungHyon. Aku melihat JungHyon yang sedang berjalan menuju salah satu rumah disekitar situ. Aku bahkan tidak tahu aku memiliki client disekitar sini. Ya jelas saja, bukankah aku seorang CEO. Aku berjalan menyusuri taman. Tidak berapa lama aku menyusurinya, langkahku terhenti. Dadaku mendadak sesak, tubuhku kaku. Sistem sarafku seakan lumpuh. Kenapa, ada apa denganku. Wajahku memanas, seperti melihat sesuatu yang sangat menyakitkan. Gadis itu, Hyun Ra. . .Shin Hyun Ra. Mereka berada dalam satu ruang lingkup. Dia dan gadis itu. Tapi kenapa tubuhku mendadak kaku. Apa karena. . . Gadis itu, dia tersenyum lepas bersama seorang pria dihadapannya, yang aku sendiri tidak tahu dan sama sekali tidak mengenalnya. Pria itu terlihat sangat  protektif pada gadisnya. Bahkan pria itu menggandeng gadisnya cepat menuju mobil mereka. Gadis itu tidak memberontak, bahkan dia. . .dia malah tersenyum sangat manis. Kenapa? Apa gadis itu telah menemukan pilihan hatinya yang lain. Apa karena aku tidak menepati janjiku. Kenapa?
“LOST”
Aku kehilangannya. Kehilangan gadisku. Kehilangan oksigenku. Kehilangan sesuatu yang ku sebut rumah. Aku. . .kehilangan organ terpenting dalam tubuhku.
Shin Hyun Ra


Kang JungHyon
Sangat gila rasanya melihat sahabatku seperti mayat hidup. Dia bahkan seperti robot yang terus saja menuruti apa kata orang tuanya. Cih. Aku sangat muak melihatnya. Dia kerasa kepala sekali. Sekarang, aku sedang berada didalam rumah salah satu client kami dari jepang. Aku hanya berkunjung, sekaligus memberikan dokumen kesepakatan tentang resort terbaru kami dengannya. Selama ini ketika Jung Woon berada di LA, aku yang mengurusi semua urusan menyangkut perusahaan. Untungnya kami sahabat dari kecil, jadi kami percaya satu sama lain, aku sama sekali tidak akan mengkhianatinya apapun yang terjadi, karena andai saja jika tidak ada dia, mungkin aku sudah tidak hidup lagi didunia ini.

Hanya setengah jam saja, urusan ini sudah selesei. Aku segera mengakhiri pertemuan ini dan segera keluar menemui Jung Woon, aku tahu dia pasti sudah bosan menungguku. Aku pamit dan keluar dari rumah clientku. Berjalan menuju taman yang ku tunjukkan pada Jung Woon tadi. Sesaat aku menujuke arahnya, tapi tiba-tiba saja tubuhku tidak bisa bergerak. Langkahku terhenti. Aku melihatnya mereka, Jung Woon dan gadis itu. Aku melihat tubuh Jung Woon mendadak kaku. Gadis itu bersama dengan pria lain. Bukankah itu Lee Jongki pewaris tunggal LeeCorp. Bagaimana bisa mereka berkata tunangan. Ini gila! Kenapa sahabatku harus mengalami hidup yang seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar