Title : Our Love and Our Dream
in WL Art School [TREASER 3]
Main
Cast : All Imaginary Cast, All
WLE’s Artist.
Han Hye Soo , Kim Hyun Bin , Lee DongHwa , Kim Eun Hee , Park Hyo Ri , Song
Sang Hee (rifi), Lee Jongki, Lee Young Soo , Kang JungHyon , Park Jung Woon ,
Choi Jiwoo , Shin Hyun Ra , Lee Shin Hwa
Genre : Friendship and Romance
Length : Chapter
Disclaimer : Ingat, this story is our. This only
our imagination and the character is not real.
Lee
Young Soo
Disini adalah tempat yang paling nyaman untukku.
Tanpa keramaian tanpa kebisingan. Taman belakang gedung bertingkat ini,
membuatku sangat nyaman. Aku bersandar pada pohon, entah namanya pohon apa,
yang pasti pohon ini sangat tinggi dan besar. Menyamankan diriku
senyaman-nyamannya sebelum jadwal gila itu memenuhi otakku. Aku Lee Young Soo,
hanya pria biasa dulunya, tapi sekarang aku adalah seorang artis, artis
terobosan WL Art School. Baru saja debut selama sebulan, entah mengapa jadwalku
begitu padat, bagaimana jika aku sudah debut setahun, apa aku tidak akan bisa
tidur walau semenit saja. Ahhh !Jadwal itu membuatku muak.
Account twitter ini, dulunya selalu tidak
pernah gagal menghilangkan rasa jenuhku bahkan ketika diriku dalam keadaan
frustasi sekalipun, Tapi kini, account twitter ini sungguh membuatku ingin
lenyap dari bumi ini. Hampir setiap 0,99 detik, ponsel ini nyaris tidak behenti
bersuara. Semua pesan dari accont ini adalah pesan dari para coolers, panggilan
para fansku. Sesekali muak rasanya melihat pesan itu, tapi bagaimanpun juga,
aku harus sangat berterimakasih pada mereka semua, karena jika tidak mereka,
aku bukan apa-apa disini, di dunia entertain. Sesekali aku membalas semua pesan
dari mereka, tidak semuanya, hanya beberapa, karena tidak memmungkinkan kan
seseorang harus membalas ratusan bahkan ribuan pesan itu. Jangan gila haha. Aku
tertawa, ya aku tertawa. Sepertinya sudah lama sekali aku tidak tertawa selepas
ini, aku bahkan lupa, terakhir kali aku seperti ini. Tapi aku tidak pernah
lupa, kejadian itu, gadis itu, cuek tapi juga cerewet, menakutkan seperti
iblis, tapi sangat manis. Dan dia satu-satunya gadis yang membuatku tak henti
tersenyum dalam hati.
“Hei
!”
“Siapa?
Aku?” Aku mengarahkan jari ke hadapanku sendiri.
“Iya,
kau! siapa lagi hah, apa kau melihat ada orang lagi selain kita?” Tanyanya sinis.
DIa menyindirku, aisshh gadis ini, bukan, kau lebih mirip wanita tua yang
sedang mengomel. “Lalu, ada apa denganku?”
“Cih,
pria macam apa kau? Secepat itu melupakan, dan menganggap seolah-olah bukan kau
tersangkanya.”
Tersangka?
Memangnya aku membunuh siapa. Aishh, cukup sudah, ‘wanita tua’ ini membuatku
muak
“Memangnya
apa yang ku lakukan, sampai kau mengatakan aku seorang tersangka, apa aku telah
melakukan hal yang salah?” Tanyaku sakartis.
“Menabrak
seorang gadis, sehingga membuat segelas vanilla latenya tumpah, berkasnya
terhambur, dan parahnya lagi kau meninggalkannya tanpa kata maaf, sepertinya
rentetan kalimat tadi menyatakan bahwa itu sudah cukup salah dimataku.”
Aisss,
jadi gadis ini adalah gadis yang kemarin ku tabrak saat aku dikejar oleh para
fans. Gadis yang memiliki mata indah itu. Baiklah.
“Ohh,
jadi gadis itu adalah kau. Maaf, kemarin
itu aku dikejar banyak orang, jadi aku berlari secepat mungkin, dan tak sempat
minta maaf padamu. Aku mengaku bersalah, sebagai permintaan maafku. . .” Aku
sedikit memberi jeda pada kalimatku, “jadilah kekasihku.”
“Mwoo..
yak kau ! Dasar pria gila. Permintaan maaf macam apa itu, aku tidak sudi, tidak akan pernah sudi.”
Hmm,
menarik. Jadi dia tidak sudi menjadi pacar seorang Lee Young Soo. Cihh, gadis
ini benar-benar menyebalkan. Lihat saja, aku akan membuatmu tidak akan pernah
bisa berpaling dariku.
“Hmm,
baiklah jika itu jawabanmu. Aku pergi, sampai berjumpa lagi.” Aku berjalan meninggalkan dia, dan terlihat
wajah kesal darinya
“Aishh,
kau benar-benar pria tak tau malu, kau pria gila !!” Dia terus saja berteriak,
dan aku tidak peduli. Seperti kataku, baiklah permainan ini akan segera dimulai
‘wanita tua’, kau memakai seragam itu, pastinya kau tidak akan pernah jauh dari
jangkauanku.
Ahhh, kenapa aku jadi mengingat gadis
itu. Gadis bernama Song Sang Hee. Tapi
seperti yang ku katakan tadi, permainan. . . ya, permainan itu baru saja
dimulai.
“Aku akan membuatmu tidak akan
pernah bisa berpaling padaku, ‘wanita tua’ yang cerewet.”
Lee
Jongki
Lee Jongki, itulah namaku. Aku adalah
seorang pewaris tunggal LeeCorp. Anak tunggal dari Lee Han Ji, dan Lee Jang
Kyo. Banyak yang mengatakan bahwa
bukankah enak menjadi anak tunggal dari Pengusaha besar seperti Lee Jang
Kyo yang hampir 1/4 dunia ini berada pada genggamannya, bukankah tinggal
meneruskan peruasahaan besar itu, dan
mulai berencana untuk menghambur-hamburkan uang, menarik bukan, haha. Tapi
tidak denganku, aku sama sekali tidak tertarik pada hal-hal seperti itu. Menurutku
sangat memuakkan memiliki uang banyak, hanya dimanfaatkan atau diperas
habis-habisan. Dan itu merupakan salah satu alasanku mengapa sekarang aku
berada disini, disebuah sekolah seni ini. WL Art School. Tempat yang sekarang
jadi tujuan hidupku, menjadi seorang musisi. Dan akan mengembangkan music di
seluruh dunia . Yeah, Music is my life !
Sekarang, aku sedang melajukan mobilku di
sepanjang jalan menuju rumah. Sepi sekali jalanan ini, seperti didunia lain
saja. Aku bahkan terkikik geli karena ucapanku sendiri. Akhirnya, dari pada
suasana terasa seperti ini, aku memainkan music pada music player yang ada
dimobilku, dengan sekali tekan, suara indah Bruno Mars dengan lirik Marry you
mengalun indah ditelingaku. Tanpa ku sadari, aku menghentikan mobilku ditepi
jalan. Mataku mulai mengekor mengikuti langkah gadis itu. Gadis yang sempat
membuatku kelimpungan jika ia berada di hadapanku. Gadis itu Shin Hyun Ra.
Shin
Hyun Ra
“Yak
Hyun Ra, apa kau tidak lelah terus-terusan berjalan menyusuri butik demi butik
seperti ini hah?”
“Kenapa,
kau tidak suka ?”
“Bukan
tidak suka, hanya saja aku merasa lelah.”
“Kalau
begitu pulanglah, aku akan berjalan sendirian.”
“Kau
gila! Aku mengenalmu Hyunnie, kau pasti akan pulang malam jika awalnya seperti
ini. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!”
“Tapi
kau lelah kan?”
“Tidak,
tidak usah memikirkan itu.”
“Kau
aneh.”
“Biarkan
saja. Manusia manapun akan menjadi aneh jika itu berhubungan dengan gadisnya.”
“Cih,
kau mau menggombal?”
“Tidak,
aku bicara tentang kenyataan.”
“Terserah
kau sajalah.”
“Baiklah.”
“Kau
tidak boleh pergi! Kau harus tetap disini.”
“Aku
harus pergi, masih banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan Hyun.”
“Tapi
kau berjanji tidak akan meninggalkanku.”
“Tapi
keadaan saat ini berbeda.”
“Tidak,
sama saja. Keadaan sekarang, nanti, besok atau hari-hari setelah ini akan sama.
Tidak akan berbeda.”
“Ku
mohon mengertilah Hyunnie.”
“Kau
bercanda kan? Aku tidak mau kau tinggalkan!”
“Hanya
sebentar Hyun, mungkin dalam 1 tahun, pekerjaan itu akan selesai.”
“Kau
pembohong! Kau pembohong! Aku benci padamu!”
“Hyunnie.
. . Ku mohon mengertilah, berhentilah bersikap seperti itu. Aku berjanji akan
kembali padamu setelah 1 tahun nanti.”
Tubuh
gadis itu terasa lemas. Bahkan tubuh gadis itu akan mudah jatuh terhuyung jika
saja tangan pria itu tidak dengan cepat memegang pinggang gadis itu.
“Ku
mohon mengertilah. Aku berjanji akan kembali padamu.”
“Kau
janji?”
“Ya,
aku berjanji.”
“Baiklah
aku percaya, lihat saja jika kau tidak kembali setelah 1 tahun nanti. Aku akan
mencincangmu hidup-hidup, kau mengerti !”
“Mengerti
Calon Nyonya Park.”
Gadis
itu tersenyum, sangat bahagia melihat pria itu mengucapkan kata “Calon Nyonya
Park”. Dan sangat menggelikan melihat tingkah prianya seperti itu.
Jarang-jarang pria itu mau tersenyum sangat manis seperti ini padanya.
Seorang gadis menyusuri tepi jalan dengan
langkah gontai. Disekelilingnya, terdapat taman yang rimbun dengan pohon. Tapi
dia tetap saja tidak berhenti berjalan. Entah setahun lebih terakhir ini, gadis
itu lebih mirip seperti mayat hidup yang sedang siap menunggu hari
pemakamannya.
“Sudah 2 tahn berlalu, tapi pria itu
belum muncul juga. Dan bodohnya aku masih saja mengingatnya. Aissshh, awas saja
jika kau berani muncul dihadapanku, aku tidak akan ragu-ragu untuk mencincangmu
hidup-hidup. Bukankah kau berjanji akan kembali padaku setelah 1 tahun, tapi
kenapa kau belum datang juga. Ya Park Jung Won! Kau benar-benar mau mati ditanganku
rupanya. Aisshhhh.”
“Siapa yang mau mati ditanganmu hah?”
Terdengar suara pria dari belakang punggungnya.
Gadis itu membalikkan tubuhnya.
Degh!
“Kau . . .” sahutku dengan nada tidak
suka.
“Hey, kau seperti melihat hantu saja.”
Pria itu mulai menatapku sebal.
“Bukankah kau memang sejenis itu.” Aku
terkikik geli melihat wajah pria yang sekarang ada dihadapanku.
“Ck, kau ini. Dasar ibu-ibu berdarah
dingin.”
“Yak, aku bukan ibu-ibu. Aku masih
gadis!”
“Aku tahu.” Lihat, pria itu tertawa
terbahak-bahak dihadapanku.
“Kau !” Aku muak dengan pria ini,
selalusaja begitu.
“Baiklah, maaf-maaf. Kenapa kau berjalan
sendirian di tepi jalan seperti ini, hah? Seperti mayat hidup
saja.” Dia menyindirku. Bukannya seperti,
aku memang sudah menjadi mayat hidup. Huh.
“Aku hanya mencari udara segar saja.”
“Ohh begitu. Ayo pulang, kau terlihat
lelah sekali.”
“Pulanglah sendiri, tuan muda Lee
jongki.”
“Yak, kau ini. Berhenti memanggilku
dengan sebutan itu nona Shin Hyun Ra. Ayo ikut aku, kau tidak boleh berkeliaran
seperti ini.” Dia meraih pergelangan tanganku, mulai menarik paksa menuju
mobilnya.
“Yak, Jongki~ah. Lepaskan!”
“Tidak. Ayo ikut aku dan kita pulang
tunanganku.”
“Ck, selalu begitu.”
Dia Lee jongki, yang tak lain dan tak bukan
adalah tunanganku setahun terakhir ini. Padahal nama Park Jung Won saja belum
terhapus dalam hatiku, dan dia. . .seenaknya saja masuk dalam hidupku dengan mengambil
title ‘tunangan’ karena keluarga gila kami. Ku rasa hidupku mulai tak waras.
Park
Jung Won
Menginjakkan kakiku lagi dinegara
kelahiranku ini, rasanya nyaman sekali. Menghirup udara yang sama dengan yang
dia hirup. Gadisku, apa kabarnya? Bagaimana keadaannya? Apa dia semakin kurus?
Argghh, memikirkannya saja sudah membuatku frustasi. 2 tahun. Maaf, aku
mengingkari janjiku. Sebenarnya tidak sampai setahun, aku sudah bisa
mengembalikan kestabilan perusahaan Ayah. Tapi, kerjaan disana membuatku harus
bertahan hampir 2 tahun. Resort-resort baru yang dibuka oleh Dubai dan Qatar,
membuatku menjadi seorang wokerholic. Aku sama sekali tidak pernah
melupakannya. Sedetik pun tidak pernah. Yang ku pikirkan hanya pulang dan
pulang, kembali padanya. Tapi, aku hanyalah pria bodoh. Sekarang, untuk datang
padanya saja aku tidak berani, apalagi untuk mengatakan padanya bahawa aku
kembali hanya untuk mengatakan bahawa Ayah telah menjodohkanku dengan anak
temannya. Ku rasa ini gila. Mungkin dia akan membunuhku ditempat, mencincangku
dan membenciku seumur hidupnya.
Aku terus menelusuri alam pikiranku,
memikirkan dia dia dan dia. Mungkin wajahku yang terfokus pada luar kaca mobil
membuat sahabatku bingung.
“Kau baik-baik saja?” Tanya sahabatk
JungHyon. Dari tadi dia hanya diam saja. Dan kenapa sekarang mulai bertanya
yang tidak-tidak.
“A-aku, aku baik-baik saja.” Aku
tersentak. Kalimatku sedikit terbata, tapi aku bisa mengatasinya dan kembali
tenang.
“Kau yakin?” tanyanya lagi.
“Hmm.” Aku tak tahu harus menjawab
bagaimana lagi.
“Kau memikirkannya?” sebenarnya apa yang
ingin dia tanyakan. Bingung.
“Entahlah.” Jawabku seadanya. Aku malas,
sangat malas untuk berdebat saat ini.
“Oh, ayolah. Kau masih memikirkannya,
berarti kau masih mencintainya. Kau malah mati-matian ingin melupakannya dan
menuruti semua kemauan Ayahmu. Kau gila!” Ujarnya dengan sedikit penekana pada
akhir kalimat. Jadi ini maksud pembicaraannya.
“Ayahku sudah tua, dan ibuku juga sudah
tidak sabar menginginkanku untuk menikah.” Aku mencari alasan yang tepat agar
ia tidak bertanya-tanya lagi.
“Lalu, bukan berarti kau harus menuruti
semua kemauan mereka, apalagi menjodohkanmu dengan Jung Chaerin.” Dia malah
semakin meninggikan nada biacaranya. Jung Chaerin, dia menyebut nama itu, nama
seorang gadis yang seperti ku bilang tadi, dia adalah gadis yang akan
dijodohkan denganku.
“Sudahlah.” Aku berusaha menydahi
pembicaraan ini. Atmosfer didalam sini sudah sangat tidak mengenakan.
“Baiklah jika itu maumu.” Syukurlah dia
mengerti.
“Terima kasih.” Gumamku dengan suara yang
mungkin tidak dapat didengar olehnya.
“Hmm.? Kau mengatakan sesuatu?”
“Tidak, aku tidak mengatakan sesuatu.”
“Hmm” JungHyon pun hanya ber-hmm saja. Aku
tahu dia kecewa padaku. “Pak, kita berhenti sebentar disini.” Tiba-tiba
Junghyon meminta Shin Ajhusi untuk berhenti ditepi jalan.
“Ada apa?” tanyaku
“Aku ada urusan sebentar dirumah itu.
Kalau tidak salah, itu salah satu rumah client kita dari Jepang. Selagi aku
menyeleseikan urusanku, kau bisa berjalan-jalan ke taman itu.” Ujar JungHyon
dengan menunjuk salah satu taman yang berada pada sudut jalanan.
“Baiklah Mr Kang JungHyon.” Dia tersenyum
geli melihatku mengatakan itu. Lebih baik menghibur diri kan.
Aku membuka pintu mobil dan keluar
bersamaan dengan JungHyon. Aku melihat JungHyon yang sedang berjalan menuju
salah satu rumah disekitar situ. Aku bahkan tidak tahu aku memiliki client
disekitar sini. Ya jelas saja, bukankah aku seorang CEO. Aku berjalan menyusuri
taman. Tidak berapa lama aku menyusurinya, langkahku terhenti. Dadaku mendadak
sesak, tubuhku kaku. Sistem sarafku seakan lumpuh. Kenapa, ada apa denganku.
Wajahku memanas, seperti melihat sesuatu yang sangat menyakitkan. Gadis itu,
Hyun Ra. . .Shin Hyun Ra. Mereka berada dalam satu ruang lingkup. Dia dan gadis
itu. Tapi kenapa tubuhku mendadak kaku. Apa karena. . . Gadis itu, dia
tersenyum lepas bersama seorang pria dihadapannya, yang aku sendiri tidak tahu
dan sama sekali tidak mengenalnya. Pria itu terlihat sangat protektif pada gadisnya. Bahkan pria itu
menggandeng gadisnya cepat menuju mobil mereka. Gadis itu tidak memberontak,
bahkan dia. . .dia malah tersenyum sangat manis. Kenapa? Apa gadis itu telah
menemukan pilihan hatinya yang lain. Apa karena aku tidak menepati janjiku.
Kenapa?
“LOST”
Aku kehilangannya. Kehilangan
gadisku. Kehilangan oksigenku. Kehilangan sesuatu yang ku sebut rumah. Aku. .
.kehilangan organ terpenting dalam tubuhku.
Shin Hyun Ra
Kang JungHyon
Sangat gila rasanya melihat sahabatku
seperti mayat hidup. Dia bahkan seperti robot yang terus saja menuruti apa kata
orang tuanya. Cih. Aku sangat muak melihatnya. Dia kerasa kepala sekali.
Sekarang, aku sedang berada didalam rumah salah satu client kami dari jepang.
Aku hanya berkunjung, sekaligus memberikan dokumen kesepakatan tentang resort
terbaru kami dengannya. Selama ini ketika Jung Woon berada di LA, aku yang
mengurusi semua urusan menyangkut perusahaan. Untungnya kami sahabat dari
kecil, jadi kami percaya satu sama lain, aku sama sekali tidak akan
mengkhianatinya apapun yang terjadi, karena andai saja jika tidak ada dia,
mungkin aku sudah tidak hidup lagi didunia ini.
Hanya setengah jam saja, urusan ini sudah
selesei. Aku segera mengakhiri pertemuan ini dan segera keluar menemui Jung
Woon, aku tahu dia pasti sudah bosan menungguku. Aku pamit dan keluar dari rumah
clientku. Berjalan menuju taman yang ku tunjukkan pada Jung Woon tadi. Sesaat
aku menujuke arahnya, tapi tiba-tiba saja tubuhku tidak bisa bergerak.
Langkahku terhenti. Aku melihatnya mereka, Jung Woon dan gadis itu. Aku melihat
tubuh Jung Woon mendadak kaku. Gadis itu bersama dengan pria lain. Bukankah itu
Lee Jongki pewaris tunggal LeeCorp. Bagaimana bisa mereka berkata tunangan. Ini
gila! Kenapa sahabatku harus mengalami hidup yang seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar