Selasa, 27 Agustus 2013

[Movie] Behind Friendship - Part 2 of 2





Title                       : Behind Friendship [Part 2 of 2]
Main Cast           : Kiran, Cello , Cloudy , Azura, Key , Hazel
Genre                    : Friendship,  Romance, Angst, Sad
Length                  : twoshoot
Disclaimer           : Ingat, this story is our. This only our imagination and the character is not real.

Enjoy Reading !! ^^




Akhirnya tanpa ragu, aku menoleh ke arah asal Cello datang. Dan ya, benar sekali, dia bersama pria itu, Key. Astaga, bukankah Key masih memiliki hubungan dengan Kiran. Kenapa tanganku menjadi gatal seperti ini, rasanya saat ini juga aku ingin memukul seseorang, berani-beraninya dia mempermainkan sahabatku. Lihat saja, apapun nanti yang akan terjadi pada sahabatku Kiran, aku nggak akan segan-segan memberikan pelajaran pada pria ini.
Saat jarak kami dan Cello semakin dekat, Cello melambaikan tangannya dan memanggil namaku. Namun pria itu, sepertinya menyuruh Cello menghampiri kami duluan, dan terlihat pria itu sedang menerima panggilan dari ponselnya.

“Hei Clou, lama tidak bertemu.” Ujarnya dengan senyum terkembang.

“Hei nona artis yang sangat sibuk, tumben sekali kau ada waktu senggang?” Ejekku saat membalas sapaannya.

“Yak, berhenti mengejekku seperti itu. Bukankah kau juga sibuk nona Cloudy.” Dia membalas ejekanku, dan Kiran masih tidak bersuara, bahkan ia seolahmasih asik dengan buku menu itu. “Hei, An. Kau juga berada disini rupanya.” lanjutnya ketika melihat Kiran duduk dihadapanku. “Hei Cell, aku hanya kebetulan lewat dan mampir hehe.” Sahutnya dengan senyum tipis dan pastinya Kiran berbohong pada Cello.

“Kenapa kau tak memberitahuku Clou?” lalu dia menatapku dengan tatapan tajam karena aku tak memberitahu jika aku bersama Kiran.

“Kau tidak tanya kan, jadi aku tidak memberitahumu. Sudahlah, lalu ada apa kau kemari hah?” tanyaku selidik.

“Aku ingin memperkenalkannya pada kalian, dan ada kabar yang mengejutkan pastinya.” Jawabnya dengan senyum bahagia.

“Ohh begitu.” Sahutku singkat.

“Dia siapa? Apa dia pacarmu?” Tanya Kiran dengan santai. Dia ini, pantas saja drama yang ia bintangi banyak, dia pandai sekali berakting. Dia bahkan tidak butuh buku scenario untuk hal itu.

“Seperti yang kau lihat An, aku juga memiliki pacar sepertimu. Kita tunggu dia, okay.” Terangnya, sepertinya Cello sangat bahagia sekali, dia bahkan tidak mengetahui perasaan Kiran sekarang. Jelas saja dia juga memiliki pacar seperti Kiran, bahkan dengan pria yang sama.
Lihat, pria itu dengan santainya mulai berjalan mengahampiri kami. Dengan wajah tanpa dosa. Cih, pria itu ingin sekali ku bunuh sekarang juga.

“Maaf, aku terlalu lama mengangkat panggilan pada ponselku.” Ujarnya dengan memandang Cello. Pria ini, bisa-bisanya dia mencari mati denganku.

“Bukan masalah. Iya kan Clou.” Sahut Cello dengan senyum manisnya.

“Hmm, tidak masalah kok.”Jawabku dengan sedikit cuek.

“Kalau begitu, mari ku kenalkanmu pada mereka, sahabat-sahabatku.” Lihat Cello akan mulai mengenalkan pria kurang ajar ini padaku dan Kiran. Bahkan Kiran masih saja diam, dan pria itu masih belum menyadari keberadaan Kiran,karena Kiran berada pada posisi yang sejajar pada Cello dan juga pria itu, lagi pula wajah Kiran juga menghadap pada jendela besar itu, jadi kemungkinan besar pria itu tidak mengenali Kiran, sampai pada akhirnya.

“Key, ini Cloudy. Cloudya Alisya Zhen. Dia sahabatku dari awal kami kuliah. Dan Clou, dia Key, Keyanu Dianantra Ray. Dia adalah kekasihku.” Dengan senyum manis yang sangat mengembang kalimat itu keluar dari mulut seorang Cellomytha Adellia Kwan. Tapi anehnya, aku melihat wajah pria itu dingin, terlihat tidak peduli dengan semua yang dikatakan Cello, bahkan dia memalingkan wajahnya, apa yang sebenarnya terjadi hah! Dan Kiran sampai detik ini pun belum mengelarkan sepatah katapun, aku hanya melihat tangannya mengepal cukup keras dan matanya mulai menatap tajam pada jendela yang ada dihadapannya. Kenapa jadi aku yang frustasi, aisshh, hidup ini aneh.

“Oh, selamat ya Cell. Dan senang berkenalan denganmu Tuan Key.” Sahutku seadanya, jika aku terlal berlebihan nanti Cello pasti curiga, mengingat dia adalah tipe gadis yang kebanyak berpikiran negative.

“Iya, senang juga berkenalan denganmu Nona Clody.” Sahutnya

“Panggil saja Clou.” Tambahku dengan senyum tipis.

“Dan Key, ini juga sahabatku, namanya. . .” Aku lihat Kiran mulai menoleh pada kami, dan wajah pria itu yang awalnya cuek, dingin dan tenang, sekarang berubah saat ia juga mulai memalingkan wajahnya pada Kiran. Wajah yang tenang tadi berubah menjadi shock, kaget, kaku dan gelisah. Gotca ! Pria ini tengah tertangkap basah. Dan Kiran, awalnya wajahnya sangat dingin dan menatap tajam, tapi kini dengan bodohnya, sangat bodoh ia malah mengembangkan senyum pada kami yang seolah-olah menunjukkan dia sangat baik-baik saja saat ini. “Kiran.” Lanjut Cello

Dan sekarang mereka mulai bertatapan, beberapa detik. Terlihat disana, dimata hazel yang dimiliki Kiran, ada segunung pedang yang menghujam hatinya, kepedihan itu kenapa sedikit saja tak mau kau tunjukkan, kenapa kau sembunyikan, dengan sangat pintar kau balut dengan senyum bahagia palsumu. Sampai kapan kau akan terus dan terus mengalah untuk kebahagiaan orang lain, tidakkah kau kasihan pada perasaanmu sendiri, perasaan itu juga perlu dihargai An.

Kadang dibalik persahabatan, ada perbedaan, pertentangan, kebohongan, dan kepalsuan.
Dibalik persahabatan, kami tidak pernah tahu siapa yang tersakiti dan siapa yang menyakiti.
Semua sama.


“Hei Key, senang bertemu dan berkenalan denganmu.” Sahut Kiran dengan senyum palsunya.

Kadang dibalik persahabatan, ada sahabat yang berjuang mati-matian untuk mempertahankan.
Dibalik persahabatan, ada perasaan yang terabaikan.
Bahkan kami tidak pernah tahu bagaimana dia menyembunyikan.


Dan pria itu hanya diam, terlihat sekali dia sedang memperhatikan Kiran. Menatap manic mata Kiran, dan berusaha memberitahu bahwa ini semua bisa dia jelaskan. Tapi, sedetik kemudian pria itu dengan sedikit keberanian mulai memalingkan wajahnya dan menatap Kiran. “Hei Kiran, senang juga bisa bertemu dan berkenalan denganmu.” Ujarnya dengan senyumyang dipaksakan.

Dia sahabat.
Yang mengalah demi kebahagiaan.
Yang mencoba bertahan demi kesenangan.
Tapi semua itu bukan untuknya, melainkan untuk kami, para sahabatnya.


“Clou, Cell sepertinya aku harus segera pergi. Managerku sudah menungguku ditempat filming drama kami. Tidak apa-apa kan?”

Aku tahu, sangat tahu. Kiran mencari alasan untuk tidak berlama-lama disini. Aku mengerti.

“It’s Okay, aku tahu kau pasti sangat sibuk sekali.” Timpalku

“Benar, kami mengerti kau kan artis paling sibuk disetiap bulan.” Tambah Cello dengan terkikik geli.

Dan Key, pria itu hanya berdiri mematung dan diam. Aku tahu, dia juga pasti tahu keadaan Kiran saat ini, dan dari matanya aku tahu ada yang disembunyikan oleh Key, dan rasanya seolah ia ingin sekali menarik Kiran keluar dari tempat ini dan menjelaskan semuanya. Kenapa rasanya aku paham betul apa yang mereka rasakan. Dari mata mereka,mata mereka sama sekali tidak bisa berbohong. Ada apa sebenarnya? Aku harus mencari tahu.

“Kadang aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa setegar itu? Bagaimana dia bisa sekuat itu? Menahan semua sendiri, berusaha membalut luka itu sendiri. Senyumnya, bahkan aku tidak pernah melihat kata kepalsuan terpaut pada senyumnya, semua tulus. Bagaimana dia melakukan semua itu?
Dia terlalu hebat untuk menyembunyikan semua itu sendiri, dia terlalu keras kepala untuk mengahadapi badai itu sendiri. Tidak bisakah kau berbagi, setidaknya bisakah kau membuat hatimu itu merasa lega sedikit saja, meskipun kau tidak perlu menceritakan apapun pada kami, menangislah, hanya sekedar menangis dan datang kepada kami. Itu sudah cukup.
Jujurlah pada hatimu, bahwa kau juga merasa lelah, bahwa kau juga memiliki perasaan yang juga ingin dihargai. Dan tolong, berusahalah egois untuk kali ini saja. Untuk kebahagiaanmu. Sekali ini saja tidak memikirkan perasaan atau bagaimana keadaan kami. Kau juga perlu memikirkan perasaanmu, Kau juga perlu bahagia. Bukan hanya orang lain. Kau juga perlu. Ingat kau bukan dewa, kau bukan Tuhan, Kau juga manusia biasa, seperti halnya kami.
Tolong,
Berhentilah, berhenti bersikap bahwa kau baik-baik saja, Kiranna Demia Ratner”
-Cloudy-

<<>> 

At WL Building

Kiranna POV

Hari ini aku ada kegiatan filming drama terbaruku. Tapi moodku benar-benar tidak baik. Aku bahkan kelimpungan untuk menyembunyikannya. Bagaimana ini, aku kelelahan, tadi malam aku benar-benar tidak bisa tidur, memikirkan dia, kenapa dimatanya ada kesedihan yang terlihat sama seperti yang ku rasa. Apa yang sebenarnya terjadi. Jika dia benar-benar mencintai Cello mengapa sikapnya dangat dingin bahkan terlihat acuh. Kenapa semua begitu rumit. Friendship or Love, kata-kata ini benar-benar ingin membunuhku perlahan.

Untuk sekian kali adegan ini diulang, dan akhirnya berhasil juga, kenapa rasanya susah sekali. Padahal di drama sebelumnya adegan ini begitu mudah ku lakukan. Sutradara pun sepertinya mulai kesal dengan sikapku, Hazel pun juga begitu. Dia Hazel, lawan main drama terbaruku ini, dia adalah teman kuliahku, dan ia lebih dulu debut dibandingkan aku. Jadi bisa dibilang dia adalah seniorku. Lihat, dia mulai mengahmpiriku saat aku sedang mengambil jaket dan mengganti heelsku dengan sneaker.

“Kiran.” Dia memanggilku dengan sangat hati-hati. Aku tahu tujuannya, dia pasti ingin menanyakan apa aku baik-baik saja.

“Hmm, ada apa?” tanyaku cuek

“Kau terlihat kurang baik, ada apa denganmu? Hari ini aktingmu sangat buruk.”

Aku hanya diam, aku benar-benar tidak ingin diganggu, ingin sekali cepat-cepat pergi dari hadapannya. Aku berusaha menghindar dengan berbalik badan dan segera melangkahkan kakiku pergi. Tapi Hazel mulai meninggikan nada suaranya.

“Sebenarnya ada apa? Selama kita kenal kau tidak pernah seperti ini An!” Aku tahu, Hazel tampak khawatir. Aku tahu aku memang bukan pembohong yang pintar. Aku memang berusaha untuk menyembunyikan semua masalahku, tapi sekuat apapun aku menyembunyikannya, sahabatku pasti tahu kalau aku sedang tidak baik-baik saja.

“Aku hanya sedang ingin sendiri. Percayalah.” aku berbalik, dan tersenyum padanya.

“Dengar, menceritakan masalahmu itu akan membuatmu lebih merasa lebih baik.” Aku tahu Hazel berusaha menenangkanku. Tapi, entah kenapa aku bukan tipe orang yang mudah menceritakan apapun tentangku.

“Aku baik-baik saja, tenanglah.” Aku berusaha menyakinkannya.

“Mungkin aku bisa memberimu sedikit saran.” Hazel pun masih berusaha untuk menenangkanku.

“Sudahlah, aku pasti akan baik-baik saja.” Aku kembali mengembangkan senyumku pada Hazel, dan berharap semoga dia bisa mengerti.

“Aku tahu. Tolong tunggu dia, dan dengarkan semua penjelasannya. Aku mengenal kalian lebih dari siapa pun sebelum kalian bersama. Percayalah, karena aku sudah mempercayakan orang yang ku sayangi padanya. Meski aku tidak bisa memilikinya, tidak bisa menjaganya, tapi dia, dia bisa menjagamu lebih baik dariku. Yakinlah, dia akan kembali padamu, tolong tunggu dia menyeleseikan semua ini.”

Apa maksudnya dengan semua perkataannya tadi, menunggu, yakin, percaya, apa dia tahu masalahku dengan Key. Apa maksudnya dengan menyeleseikan semua ini, aku tidak mengerti. Benar-benar tidak mengerti.

“Apa maksudmu, aku tidak mengerti.” Tanyaku

“Tolong tunggu dia.”

“Jangan berbicara sesuatu yang aneh denganku, aku tidak mengerti.”

“Nanti kau akan mengerti. Tenangkanlah dirimu.”

“Tapi. . .” kata-kataku menggantung begitu saja diudara ketika dia berlalu meninggalkanku. Aku bahkan tidak mengerti sama sekali apa yang dia katakan tadi.


<<>> 

Key POV

Ku lihat dia,gadis yang sangat aku sayangi. Yang beberapa hari ini sudah memenuhi isi otakku. Aku bahkan tidak bisa berpikir jernih akhir-akhir ini. Aku merindukannya, tapi aku telah menyakitinya. Bagaimana aku harus menjelaskan semua ini padanya. Menjelaskan semua pada gadis yang sedang duduk ditepi pantai dan menatap ombak lurus ke depan.

“Kau disini rupanya.” Ujarku dengan hati-hati. Aku takut dia masih marah padaku dan pergi saat ini juga.

“Kau, ada perlu apa kau kemari?” tanyanya yang bahkan tanpa menoleh padaku.

“Ku rasa kita perlu bicara.”

“Tidak ada lagi yang perlu kita biacarakan.” Sahutnya dingin. Dia mungkin telah membenciku sekarang.

“Aku akan menjelaskan semuanya.”

“Tidak ada yang perlu dijelaskan.” Nada suara itu masih saja pelan dan acuh.

“Kumohon dengarkan aku dulu.”

“Sudahlah, tidak usah bertele-tele. Kita akhiri sajasampai disini.”

“Tidak ! aku tidak mau!”

“Kenapa? Kenapa kau tidak mau? Kau tidak mungkin memiliki kami berdua, Ke-ya-nu !” tanyanya dengan nada yang mulai meninggi.

“Aku tidak mau memiliki kalian berdua, aku hanya mau kau An.”

“Cih, omong kosong !”

“Terserah kau mau berkata apa, sampai kapan pun aku tak akan melepaskanmu, dan percayalah aku akan dengan cepat menyeleseikan semua ini dan menjelaskannya padamu.”

“Whatever! Aku tak punya banayk waktu untuk mendengar omong kosongmu itu. Lebih baik kau pergi, sebelum kekasih BARU mu itu menemukan kita berdua, dan masalah menjadi lebih rumit lagi.” Kata-kata tajam itu, bagaimana bisa keluar dari mulut seorang Kiranna, seorang gadia yang dulunya sangat ceria dan ramah. Karena aku, dia menjadi seperti ini.

“Tunggu aku, ku mohon,” aku memohon padanya, aku tahu pasti dia pasti akan menungguku meski sekarang dia pura-pura menjadi acuh seperti sekarang ini.

“Aku tidak tahu. Sudahlah, aku pergi. Terima kasih atas semuanya. Padahal kita baru saja memulainya, dan kau, dengan secepat ini mengakhirinya. Kerjamu bagus Tuan Key !” kalimat itu seolah seperti ratusan pedang yang menghujam jantungku, kenapa rasanya sakit sekali mendengarkannya.

Dia berlalu dihadapanku. Dan aku membiarkan dia pergi tanpa sepatah katapun lagi.
<<>> 
At Key’s House

Aku melangkahkan kakiku gontai ke dalam rumah. Disambut dengan beberapa pelayan, tapi aku sama sekali tidak menghiraukan mereka. Aku terus melangkahkan kakiku menuju tangga ke lantai 2. Tapi sebuah suara menahan langkahku.

“Kau sudah makan?” Tanya seorang wanita paruh baya dengan mata sayu, dia mulai menghapiriku. Wanita itu adalah ibuku.

“Aku tidak lapar.” Jawabku enteng.

“Makanlah, kau pasti lapar. Bagaimana kau bisa berkerja besok jika ka tidak makan hari ini.” Ujarnya dengan sangat hati-hati. Aku tahu dia sangat mengkhawatirkanku, tapi sungguh aku benar-benar tidak lapar.

“Aku tidak lapar, bu.” Jawabku dengan alasan yang sama.

“Keyanu.” Ibu memanggil namaku. Aku memalingkan wajahk menghadapnya. “Jangan menyiksa dirimu seperti itu.” Lanjutnya dengan tubuh yang bergetar. Maaf ibu, aku membuatmu khawatir seperti ini, tapi untuk kali ini aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Seharusnya Ayah tidak menerima perjodohan itu.

“Maaf bu, aku benar-benar tidak lapar. Aku ke kamar dulu.” Aku mulai melangkahkan kakiku lagi dan meninggalkan ibu ditempatnya. Tapi tiba-tiba sebuah suara berat menahanku, lagi.

“Dengarkan kata ibumu, jangan menyiksa diri seperti itu.” Pria itu, pria yang menerima perjodohan tanpa sepengetahuanku. Dia ayahku. Ayah yang selalu aku banggakan, tapi beliau juga yang memporak-porandakan hati anaknya.

“Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau tidak perlu ikut campur Tuan Ray.” Sahtku dingin dan langsung memalingkan wajahku darinya.

“Makanlah. . .” dia menyuruhku untuk makan, tapi suaranya seperti menggantung begitu saja diudara, dan mulutnya, mulutnya seolah ingin melanjutkan seutas kalimat lagi. “Dan aku akan menjelaskan semuanya padamu. Aku tidak ingin anakku menjadi seperti ini. Tolong, makanlah.” Lanjutnya, dan ya. . . genap sudah kalimat itu keluar dari mulutnya.

“Jangan berbicara sesuatu yang aneh padaku, Ayah.”

“Makanlah dulu, dan kau bisa bertanya apa saja padaku mengenai perjodohan tidak wajar itu.” Perjodohan? Dia mengatakan tentang perjodohan, dan apa maksudnya dengan kata tidak wajar. Apa maksudnya dia juga tidak menyetujui perjodohan itu, tapi. . . Arrggghh, apa yang sebenarnya terjadi. Aku harus mengetahuinya. Harus ! Dan akhirnya, aku menghela napas panjang. Segera melangkah ke meja makan, dan makan bersama mereka. Aku ingin menyeleseikan makan ini dengan cepat dan  segera bertanya padanya tentang sema hal gila ini.
Selesei makan.

“Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” tanyaku langsung pada inti.

“Maafkan ayah, ayah tidak bermaksud menyakitimu dan Kiran. Ayah. .  ayah hanya berusaha menjaga keluarga kita dan keluarganya.”

Suasana hening, dan ayah  mulai menjelaskan semuanya.

#flashback

“Tuan Ray, senang bisa bertemu denganmu.”

“Oh tuan Kwan, senang juga bisa bertemu denganmu, lagi. Apa ada yang bisa saya bantu. Seorang presdir sebuah perusahaan besar tidak mungkin akan membuang-buang waktunya hanya untuj sekedar bertemu, Hmm?”

“Bukankah perusahaanmu ini juga sangat besar Tuan Ray.”

“Langsung saja pada topic pembicaraan.”

“Bisakah kita melakukan kerja sama?”

“Kerja sama mengenai apa?”

“Anakku Cello menyukai anakmu, Key. Bisakah kita melakukan sebuah perjodohan?”

“Maaf, aku harus menolaknya.”

“Cih, beraninya kau menolakku!”

“Apa salahnya, aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang akan menyakiti hati anak dan istriku. Key sudah memiliki seseorang yang ia yakini akan menjadi istrinya.”

“Ohh begitu. Baiklah. Jika kau menolak ini, akan ku pastikan Key akan kehilangan calon istrinya. Kiranna Demia Ratner. Anak  tunggal dari keluarga Ratner. Itu cukup menarik bukan? Oh, ataukah aku harus membuatkan pemakaman untuk keluargamu juga.”

“Dasar kau pengusaha keji. Jangan pernah sentuh mereka. Jangan pernah kau berani menyentuh keluarga sahabatku.”

“Kalau begitu, perjodohan. Bagaimana?”

“Baiklah, tapi pastikan kau tidak akan menyentuh mereka!”

#finish

Setelah Ayah menjelaskan semuanya. Ibu yang shock masih kak ditempatnya. Mulutnya terbuka seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aku terduduk lemas disofa. Kenapa semua seperti ini. Bagaimana aku harus menghadapinya.

“Hentikanlah perjodohan ini.”

“Tapi Yah, keluarga kita akan terancam. . .” kalimatk terpotong saat ayang bersuara.

“Ayah percaya padamu. Matipun, ayah tidak apa-apa asal tidak menyiksamu dengan perjodohan itu.” Kalimat Ayah,membuatku sedikit tersentak. Bingung, aku sangat bingung.


Cello POV

#Flashback

“Apa anak ayah ini sedang jatuh cinta, eh?”

“Ayah mengagetkanku saja. Bagaimana ayah tahu?”

“Kau pikir ayah tinggal bersamamu baru beberapa hari saja hah.Ayah bahakn hapal semua tingkah lakumu itu.”

“Ayah, aku mencintainya. Tapi sepertinya dia tidak tertarik padaku. Dia malah tertarik pada sahabatku Kiranna Demia, anak Tuan Ratner, ayah tahu kan?”

“Hmm, ayah jelas tahu sayang. Kan kita telah mengenal mereka dan melakukan beberapa kerja sama dengan mereka dulu.”

“Iya ayah. Lalu?”

“Hmm, siapa pria itu?”

“Namanyaa Key, Keyanu Dianantra Ray.”

“Jadi dia anak dari RayGroup?”

“Iya ayah, bisakah kau membantu anakmu ini?”

“Apapun itu untukmu anakku.”


“Hallo Ayah, bagaimana? Apa Ayah sudah menemuinya? Dan bagaiman ahasilnya?”

“Dia menyetujuinya dan sangat senang sekali. Kita akan makan malam 2 hari lagi dengan keluarga mereka.

“Ayaaahh, terima kasih. Ayah adalah Ayah yang paling baik didunia.”

“Everything you want, My Dear.”

#finish

Hari ini, adalah pertemuan keluargaku dan keluarga Key. Aku sangat senang. Dari pagi tadiaku sudah sibuk mengurusi baju yang akan ku pakai nanti. Aku harus tampil semaksimal mungkin dihadapan keluarga Key. Jelas saja, aku kan calon menantu mereka. Aku terkikik geli.


19.00 At Royalti Resaturant

Aku sudah duduk manis didalam ruangan VVIP Resaturant ini. Lihat betapa elegan dan romantisnya tempat ini, hari ini akan menjadi hari bahagia untukku. Aku menunggu mereka, kenapa lama sekali bahkan Ayahku pun belum datang. Ck, Ayah selalu saja begitu. Tidak lama setelah itu, Ayah muncul dari balik pintu, dengan tuxedo hitamnya dia terlihat sangat tampan.
Tidak berapa lama setelah itu, keluarga Key juga akhirnya datang. Ibunya memakai gaun berwarna peach yang jatuh ke bawah, terlihat sangat anggun, andaikan saja Ibu juga ada disini dia pasti juga tidak kalah cantik dengan Ibunya Key. Sedangkan Key dan Ayahnya memakai tuxedo yang sewarna dengan Ayahku. Apa mereka janjian. Hehe, lucu sekali.

“Kita semua sudah berkumpul?” Akhirnya Ayahku bersuara memecah keheningan.

“Benar, selanjutnya apa? Kenapa kita terlihat sangat canggung sekali.” Akupun ikut bersuara.

“Ada yang ingin aku sampaikan.” Key bersuara. Dia ingin menyampaikan apa? Apa dia akan melamarku. Kenapa aku jadi sangat gugup.

“Apa tidak terlalu cepat,kita bahkan belum memesan makanan.” Timpa Ayahku dengan suara beratnya.

“Tidak usah, lebih cepat lebih baik.” Key membalas Ayahku dengan senyum tipisnya. Ayah dan Ibunya juga Nampak gugup sekali, ada apa sebenarnya.

“Baiklah kalau begitu, katakanlah.”

“Aku ingin meolak perjodohan ini.” Kata Key dengan sangat hati-hhati.

Deg !
Kalimat itu seolah menjadi pisau tajam yang sekarang menhujam jantungk dengan sangat keras. Dia, Key menolak perjodohan. Apa dia begitu mencintai Kiran. Mengapa selalu saja gadis itu yang diutamakan didunia ini.

“Key, kau bercanda kan?” Tanyaku dengan tawa yang ku paksakan.

“Aku serius. Maaf Cell, aku tidak bisa. Aku tidak bisa menerima perjodohan ini.”

Saat itu juga, aku bangkit dari kursiku. Air mataku sudah menggenang disudut mata. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku pergi meninggalkan ruangan itu dan berlari secepat yang ku bisa. AKu ingin pergi dari dunia ini. AKu muak, selalu saja gadis itu yang diutamakan. Tidak Hazel, Azura, Cloudy, seakarng Key. Gadis itu. Aku ingin membunuhnya. Aku berhenti, aku tidak tahu ini dimana, mungkin ini pantai dibelakanh restaurant itu. Tubuhku merosot begitu saja kebawah menghantam pasir putih oantai yang termaram oleh gelap. AKu melihat bayangan dari belakang punggungku, aku tahu sekali itu pasti Key. Dia mengejarku, tapi untuk apa.

“Untuk apa kau mengejarku.” Tanyaku tanpa menolehnya.

“Aku minta maaf, tapi mengertilah.Sebuah perasaan tidak dapat dipaksakan kau tahu itu.”

“Kau mencintainya bukan? Kau mencintai Kiran, benarkan?” Nada suaraku meninggi, isakan tangisku pun pecah. “Selalu saja gadis itu, kenapa, kenapa selalu gadis itu yang menang.” Aku marah sangat marah.

“Karena gadis itu memiliki hati yang tidak kita miliki. Gadis itu sellalu menang karena hatinya yang baik. Karena dirinya yang selalu bisa menghargai orang lain. Sedangkan kita? Kita hanya sebagian kecil dari dirinya.”

Aku diam. Benar. Key benar. Aku tidak akan pernah menang darinya. Aku selalu memaksa, memaksa mereka mengerti aku. Memaksa mereka menurutiku. AKu kalah, aku kalah darinya.

“Kau tahu, Ayahmu merencanakan ini semua. Ayahmu mengancam Ayahku dengan ingin membunuh Kiran dan keluarganya jika aku tidak menerima perjodohan itu. Ayahmu tega sekali menggunakan cara itu hanya untuk membahagiakan anaknya. Aku tidak mau. Mati sekalipun, tidak apa-apa. Ayahku juga berkata seperti itu. Matipun tidak apa-apa untuk kami.”

“A-ay-yah, ayahku melakukan itu? Kau pasti mengada-ngada bukan?”

“Tidak, untuk apa aku mengada-ngada sesuatu yang sudah pasti.”


Key POV

Tiba-tiba ponselku berbunyi disela-sela pembicaraan kami.

Unknown
Tidak ada nama yang tertera pada ponselku. Siapa yang menelponku. AKu segera mengangkatnya.

“Hallo. Ini siapa?”

“Key,ini aku Cloudy. Apa ini benar dengan Keyanu?”

“Cloudy, ada apa?”

“Tadi aku sedang berjalan-jalan dengan Kiran, dan menuju arah pulang sambil berjalan kaki. Aku menyuruhnya menunggu dibangku yang ada ditepi jalan selagi aku membeli coklat panas. Tapi saat aku kembali, aku melihat segerombolan pria memekai tuxedo serba hitam dan menyeret paksa Kiran masuk kedalam mobil. Aku sangat takut jadi aku hanya diam dan melihatnya diseret. Ku mohon apapun yang terjadi, selamatkan dia.” Tubuhku kaku, tanganku bergetar. Apa ini karena aku, apa Ayah Cello tidak terima dengan perkataanku. Ayah, Ibu, apa mereka juga. . .”

Dengan cepat aku membalasa Cloudy,”tenanglah semua akan baik-baik saja. Beritahu aku, kau dimana sekarang!” Cloudy memberitahku cepat dan aku segera berlari menuju mobilku.

“Key, ada apa? Kau mau kemana hah? Wajahmu pucat sekali.”

“Ayahmu. . .ayahmu menculik Kiran.”

“Apa? Tidak mungkin!”

“terserah kau mau percaya apa tidak.”

“Aku ikut. Bagaimanapun juga Kiran adalah sahabatku.”

“Terserah kau sajalah.”

Aku melajukan mobilku cepat ke tempat Cloudy berada. Setelah 10 menit, akhirnya Aku sampai, Aku keluar mobil dan terlihat Cloudy berdiri dengan cemas dan, Hazel. Ada Hazel disampingnya.

“Clou,” panggilku

“Key, Kiran. Tolong selamatkan dia.”

“Kau juga berada disini Az.” Aku memalingkan wajahku ke Hazel.

“Hmm, kau pasti tahu alasanku Key. Sama denganmu.”

“Aku yang memberitahukan Hazel, karena dia juga cukup dekat dengan kami.”

“Dia sahabatku Clou.”

“Hazel sahabatmu. . .dia jga sahabat kami.”

“Sudah, nanti saja kita membahasnya. Bagaimana dengan Kiran” Cello tiba-tiba mengintrupsi obrolan kami.

“Kau, kenapa kau juga datang ke sini?”

“Apa maksudmu Clou?”

“Kau sama saja dengan Ayahmu, licik.”

“Sudah, kita lanjutkan nanti saja bertengkarnya, oke.” Sahutku

“Dia hanya meninggalkan tasnya,kemungkinan dia masih membawa hp dalam saku celananya.” Jelas Cloudy

“GPS, kita pakai GPS saja.” Hazel pun ikut menimpali.

Dengan berbekal GPS, kami berempat pun sampai di tempat yang GPS tunjukkan sebagai posisi Kiran sekarang. Sebuah pabrik tua. Kami mulai menyusup ke dalam dengan diam-diam. Penjagaan yang tidak terlalu ketat, membuat kami bisa masuk dengan sangat mulus. Terlihat Tuan Kwan dengan beberapa orangnya berdiri dibelakangnya. Dengan tongkat yang tidak terlalu panjang, Tuan Kwan melangkah maju mendekati, Ayah, Ibu dan juga Kiran. Mereka sema ada disini. Tersimph dilantai dengan tangan diikat dan mulut dibekap. Keji sekali. Cello yang mendekat padaku, tubuhnya menegang, seakan tidak percaya bahwa Ayahnya melakukan semua ini hanya untuk kebahagiaannya.

“Ay---hmmppptt“ belum sempat Cello bersuara. Aku lebih dulu membekap mulutnya, bisa jadi kami akan tertangkap basah saat ia mengeluarkan sedikit saja suaranya.

“Aku tidak percaya.” Gumam Cello dengan sangat pelan.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” bisik Hazel.

“melawan mereka semua, dan menghentikan perbuatan gila Tuan Kwan.”

“Kau gila?” hardik Hazel. Memang sedikit gila, tapi apa boleh buat.

“Bukankah kita semua pernah masuk tes ujian CIA, dan kita masuk, hanya saja kita ditolak karena kita anak dari pengusaha besar.”

“Kau benar Key, ayo kita lakukan.”


Author POV

“Kau memuakkan Tuan Ray, kau meolakku dengan menggunakan anakmu. Kau membuat Celloku menangis. Kau !” amarah Tuan Kwan  mencapai batasnya. Dia sama sekali tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. Dia mengacungkan tongkatnya menju wajah Kiran. Mulut Kiran yang dibekap hanya mengeluarkan umpatan-umpatan yang tidak jelas.
“Kiranna Demia Ratner, kau terlalu sering membuat anakku menangis. Kau !” Tuan Kwan melayangkan tognkatnya ke wajah Kiran, tapi sedetik sebelum itu.

“AYAH CUKUP !” Cello berteriak. Air matanya telah mengalir deras ke pipi. Dia sama sekali tidak menyangka ayahnya akan setega itu memperlakukan KIran.

“Ce-cello.” Ayah Cello yang kaget menyebut nama anaknya dengan tergagap.

“Aku tidak habis pikir kau melakukan ini semua Tuan Kwan. Kau terlalu keji untuk menjadi seorang manusia. Kau menyeleseikan semua masalah dengan ancaman dan kekerasan. Ku mohon hentikanlah.”

“Ayah. . .ayah hanya ingin membuatm bahagia. Ayah, hanya ini yang bisa ayah lakukan.”

“Masih banyak cara yang bisa ayah lakukan untuk membahagiakanku, tidak dengan cara seperti ini. Walaupun awalnya aku cukup senang, tapi aku tidak akan rela kalau Ayah menyakiti sahabat yang selalu membantu dan menjagaku. Ku mohon hentikanlah. Lihat semua orang Ayah sudah lenyap. Kau sendirian, Ayah. Apa lagi yang akan kau lakukan.”

Benar kata Cello, anak buah Ayahnya sudah habis tergeletak karena dibabat habis tanpa suara oleh Key Hazel dan Cloudy. Benar-benar seperti agen CIA bukan. Ayah Cello tertunduk lemas, tubuhnya terperosot jatuh keras ke bawah. Air matanya mengalir. Cello melangkahkan kakinya menghampiri Ayahnya, memeluk Ayah yang begitu ia sayangi. Dan membantu Ayahnya berdiri kembali.

Key menghampiri kedua orang tuanya, melepaskan ikatanya dengan hati-hati dan membantu mereka berdiri. Sedangkan Hazel dan Cloudy menghampiri Kiran dan membantu Kiran melepaskan ikatannya. Key dan kedua orang tuanya mengahmpiri Kiran dan memeluk Kiran dengan sangat lembut.

“Maafkan aku, aku merasa bersalah. Maafkan aku.” Akhirnya setelah beberapa menit, Ayah Cello bersuara. Dia meminta maaf dan berjanji akan menyerahkan diri ke polisi. Tapi. . .

“Tidak usah minta maaf Tuan Kwan, aku tahu kau hanya terbawa emosi. Sudahlah, kita bisa menyeleseikan ini dengan baik-baik.” Sahut Kiran dengan senyum manisnya. Gadis ini bera-benar luar biasa. Hatinya, bahkan orang lain tidak tahu hatinya terbuat dari apa. Yang mereka tahu dia adalah sosok malaikat tanpa sayap. Dia adalah Kiranna Demia Ratner.

Mereka semua tersenyum. Mereka lega, akhirnya semua ini berakhir.
Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Cello yang berada didekat situ untuk membersihkan diri dan istirahat.

“Hei.” Key menyapa seorang gadis yang berdiri diatas balkon rumah Cello.

“Hei.” Gadis itu membalasa sapaan Key tanpa menoleh

“Kau masih menungguku?” Tanya Key dengan hati-hati

“Seperti yang kau lihat.” Jawab gadis itu santai.

Key melangkah maju menghampiri gadis itu, merangkul bahu gadis itu dari belakang. Mencium puncak kepala gadis itu.

“Terima kasih telah menungguku, dan masih mempercayaiku Nona Kiranna.” Key tersenyum manis pada gadis itu.

“Dengan senang hati Tuan Keyanu.” Gadis itu, gadis bernama Kiranna balik tersenyum pada Key, dan menenggelamkan kepalanya pada tubuh Key.

Disamping itu, terlihat gadis lain tengah menatap nanar mereka berdua. Tapi sedetik kemudian,

“Kau seharusnya menghentikan semua ini Cell.”

“Kau tidak berhak mencampuri urusanku!”
“Kau sudah tahu kan dari awal kalo Key dan Kiran memiliki hubungan, kenapa kau malah nekat mengahncurkannya, hah!”

“Karena aku menginginkan Key. Jika aku tidak bisa memilikinya, Kiran juga tidak akan bisa memilikinya.”

“Kau gila!”

“Aku memang Gila !”

“Kau bahkan meminta bantuan Ayahmu. Benarkan?!”

“Lalu jika iya, memangnya kau ingin melakukan apa?”

“Kau tidak ingat, ketika ia selalu membantumu,selalu menjagamu. Tolong ingat semua itu Cell.”

“Hmm..”

“Aku permisi, kau tahu besok aku akan pergi ke LA untuk filming film terbaruku.”

“Aku tahu, hati-hati Nona Azura.”


Gadis itu menarik senyum pada bibirnya.

“Seharusnya, aku mendengarkanmu dari awal Ra. Jadi masalah ini tidak akan serumit ini.”

Dengan sedikit keberanian, gadis itu berusaha merelakan orang yang ia sayangi dan mendapatkan kembali persahabatannya.

Dibalik persahabatan, ada banyak, mungkin sangat banyak sekali kejadian yang tidak kita ketahui.
Tapi berpikirlah dengan baik, agar kejadian itu tidak akan menjadi rumit.
Kelembutan, Kebaikan, Dan ketulusan hati akan mengalahkan apapun yang ada didunia.
Kejatahan, kebencian, dan keegoisan tidak akan memenangkan apapun.
-Kiranna-

End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar