Kyaaaaaaaaaa !!!! *yak jangan berteriak, kau akan mengagetkan para readers, kau tahu!*
Hehe, maaf. Maafkan aku ^^
Hai! Hallo! Annyeong ! Bonjour! Ni Hao!
Aku Han Hye Soo atau Wulan. Dan aku Go Hara atau Carissa. Ini adalah TF
Serial Drama pertama dari kami. Dan kali ini,kami membawakan treasernya untuk
kalian. Enjoy Please ^^
Scriptwriter.
NB : Ini
ceritanya agak ga jelas, dan mungkin memang ga jelas. Jadi mohon
dimaklumi.
Title : Our Love and Our Dream in WL
Art School [TREASER 1]
Main
Cast : All Imaginary Cast, All
WLE’s Artist.
Han Hye Soo , Kim Hyun Bin , Lee DongHwa , Kim Eun Hee , Park Hyo Ri , Song
Sang Hee (rifi), Lee Jongki, Lee Young Soo , Kang JungHyon , Park Jung Woon ,
Choi Jiwoo , Shin Hyun Ra , Lee Shin Hwa
Genre : Friendship and Romance
Length : Chapter / Serial Drama
Disclaimer : Ingat, this story is our. This only our
imagination and the character is not real.
Enjoy
Reading !! ^^
Park
Hyo Ri
Pria itu, benar-benar membuatku gila
sekarang. Entah sejak kapan, hanya dengan melihat dan mendengar suaranya saja,
aku sudah dibuatnya jatuh cinta berkali-kali. Rasanya sangat aneh, dadaku sesak
setiap kali menyimak semua kata yang keluar dari mulutnya. Pria itu, Choi Jiwo
atau sering dikenal dengan nama “Kyel”, seorang murid di WL Art School yang
sebentar lagi akan debut menjadi artis terobosan WL. Sudah setahun terakhir ini
aku dibuat gila karenanya. Bukan hanya mengagumi, aku. . . aku sendiri tidak
tahu benar perasaan apa ini.
“Yak, Park HyoRi ! Sampai kapan kau akan
terus-terusan berkutik tidak jelas dengan dunia ponselmu itu? Kau tidak bosan,
hah?” Suara itu mengiang begitu saja ditelingaku. Sedari tadi gadis itu terus
saja mengomeliku. Tuhan, tidak adakah sesuatu yang dapat menyumpal mulutnya
itu.
“Kau tidak lihat aku sedang sibuk dengan
smartphoneku ini Sang Hee!” Aku mendelik kesal padanya, sungguh aku sedikit
muak mendengar omelannya yang mengganggu konsentrasiku. Dia. . . dia adalah
Song Sang Hee, sahabatku semenjak aku masuk di WL Art School. Dia adalah gadis
yang sangat cerewet, ya Tuhan kenapa aku bisa memiliki sahabat sepertinya.
“Yak, HyoRi kau kenapa? Kesal padaku hah?
Tidak usah mendelik ke arahku seperti itu“ Aku melihat dia menghela nafas,
mungkin dia sedikit merasa bersalah.
“Tidak.” Jawabku bohong. Lebih baik aku
berbohong, daripada aku jujur, nanti dia malah menangis didepanku.
Dia berjalan mendekat, ke arah tempatku
duduk sekarang. Sang Hee mengambil posisi duduknya, tepat di sampingku. Menatap
ke arah Jung Eun Ji Songsaenim. Ketika ia telah benar-benar duduk, suaranya
kembali terangkat,
“Salahmu sendiri, dari tadi sibuk sekali.
. . menatap layar ponselmu itu, apa tidak ada kegiatan lain yang lebih baik?
Kau bahkan tidak menyimak apa yang Jung Eun Ji Songsaenim jelaskan, iya kan?
Kau tidak lupa kan kalo kita sedang berada diruang latiahn dance Hyo Ri?”
lanjutnya, tapi kali ini dengan nada yang lebih halus.
“Memangnya salah jika aku sibuk dengan
ponselku ini? Lagi pula, aku juga sudah mendengar semua apa yang dijelaskan
oleh Jung Eun Ji Songsaenim, kau tidak peru khawatir, Hee.” Jelasku. Aku memang
sibuk dengan ponselku, tapi jujur, aku memang mendengar setiap kata yang keluar
dari Jung Eun Ji Seongsanim.
“Benarkah, kau mendengar Songsaenim
menjelaskan tadi?” dia menanyakan lagi. Apa dia pikir aku berbohong padanya.
“Hmm.”Aku hanya ber hmm saja, sungguh
kesal sekali melihatnya dengan tatapan tidak percaya seperti itu.
“Baguslah kalo begitu.”
Hanya itu, hanya itu yang keluar dari
mulut Sang Hee, ada apa dengannya? Apa aku salah menanggapinya. Tapi ya
sudahlah, mungkin dia mencoba mengertiku yang lelah melihatnya terus-terusan
mengomel. Ku lirik sejenak Sang Hee, dia masih sangat serius melihat ke tengah
ruangan, ada apa. Apa ada yang begitu menarik untuk dilihat. Akhirnya aku juga
tidak peduli dan kembali melanjutkan kesibukan dengan ponsel kesayanganku ini.
“Hyo Ri, kau tidak mau melihatnya
menari?”
Mwo, siapa? Siapa yang Sang Hee maksud dengan
nya itu. “Siapa?” tanyaku untuk memastikan siapa yang dimaksud oleh Sang Hee.
“Gadis itu.” Jawab Sang Hee sambil
menunjuk gadis itu dengan matanya. Daripada aku penasaran, aku mengikuti gerakan
matan Sang Hee. Yup, aku menemukan gadis itu, gadis yang dimaksud oleh Sang Hee
tadi, gadis yang akan menari. Gadis itu adalah Hye Soo, Han Hye Soo. Gadis
bermarga Han itu adalah sahabat kami berdua, dia adalah gadis yang sangat
pandai menari. Tidak salah kalau dia disebut sebagai Dancing Mechine, karena
setiap gerakan yang ia lakukan sangat piawai dan santai, tetapi tetap energik.
Melihatnya menari dengan pria itu, ya pria itu, pria itu adalah Key, pria yang
dingin, bahkan aku tidak pernah melihatnya tertawa sedikitpun, dia hanya selalu
tersenyum tipis.
Melihat mereka menari bersama, nyaris membuat
kami tidak berkedip sekali pun.Awesome, 1 kata untuk Hye Soo dan Key, mereka
tengah selesei mengcover dance Hyuna & Hye_____ dengan lagu Trouble Maker..
Semua orang yang ada diruangan ini pun bertepuk tangan tidak kecuali aku dan
Sang Hee, bangga sekali memiliki sahabat seperti Hye Soo, Jika dipikir, mereka
benar-benar tidak kalah saing jika dibandingkan oleh penari aslinya. Eitss,
jangan salah kira dulu, kami juga tidak kalah jauh jika dibandingkan dia,
peringkat dance kami 2 peringkat dibawahnya, aku diperingkat ke-3 dan Sang Hee
diperingkat ke4, sedangkan diperingkat ke-5 adalah Lee Dong Hwa, tapi sayangnya
dia sedang tidak ada disini, karena dia sekarang sedang berada dikelas menyanyi
bersama Kim Eun Hee. Terang saja, aku Park Hyo Ri, Song Sang Hee, Han Hye Soo
dan Kim Eun Hee, kami bersahabat dari awal masuk WL Art School. Ini adalah
tahun kedua persahabatan kami berempat tapi tidak untuk Hye Soo dan Sang Hee,
ini adalah persahabatan tahun ke, entah ke berapa, aku sendiri tidak tahu yang
jelas mereka telah bersahabat dari kecil. Aku sangat berharap, persahabatan kami akan berlanjut hingga
akhir hidup kami.
***
Kim
Eun Hee
Melihat mereka berdua menari, ketika aku
keluar dari kelas menyanyiku. Kenapa rasanya sesak sekali. Gadis itu, Hye Soo.
Dia memang benar-benar dancing machine terbaik di WL Art School, senang sekali
memiliki sahabat seperti dia. Tapi kenapa, kenapa aku iri melihatnya menari dengan
Key. Padahal sudah sangat sering sekali aku melihat mereka bedua menari
bersama. Kalau kalian tidak mengenal mereka, kalaian pasti akan mengira bahwa
mereka adalah sepasang kekasih. Chimestry yang dibuat oleh mereka berdua
benar-benar luar biasa. Tapi sayang mereka berdua bukan sepasang kekasih. . . Seharusnya
aku senang bukan, tapi, kenapa aku malah menyayangkannya.
Para siswa lain sering berkata bahwa
mereka adalah Cold Prince and Princess. Dua mahkluk yang tercuek di WL Art
School. Kalian perlu tahu bahwa di WL Art School ini hanya memiliki 90 siswa
berbakat dan pintar, yang nantinya akan debut sebagai artis terobosan WL,
termasuk aku. Dan kalian tahu, dari 90 siswa itu, 0 siswa yang tidak kenal
dengan dua mahkluk itu, dengan kata lain tidak ada yang tidak mengenal mereka
berdua, semua orang mengenalnya bahkan semua staff, trainer bahkan artis
terobosan dari WL yang sudah debut, mengenalnya. Hebat sekali sahabatku itu.
Kim Hyun Bin, pria itu. Ya pria itu,
terlalu sering sudah membuatku selalu terbius dengan pandangannya, walau hanya
pandangan dingin, tapi entah mengapa jantungku berdetak sangat cepat dibuatnya.
Ya Tuhan, maha karya mu yang satu itu, kenapa sangat mengagumkan sekali. Ingin
sekali aku memilikinya dan berharap dia juga melihatku dimatanya.
Aku Kim Eun Hee. Dan Hye Soo, Song Sang
Hee dan Park Hyo Ri, mereka adalah sahabatku yang tidak akan pernah akan aku
lupakan. Berharap persahabatan kami akan
terus berlanjut hingga akhir hidup kami.
“Yak Eun Hee, apa yang kau lakukan
disini? Kau melamun? Atau kau terpesona melihat mereka menari?” Suara itu, suara pria ini membuyarkanku dari
lamunan. Pria ini adalah Lee DongHwa, sahabat dari Key. Sama halnya denganku,
DongHwa juga baru saja keluar dari kelas yang sama denganku, kelas menyanyi,
bukan karena kami keluar dari kelas menyanyi lantas kalian mengira kami tidak
terlalu pandai menari. Kalian tahu, kami juga pandai menari seperti Key dan Hye
Soo, bahkan peringkat menari kami juga tidak berada di peringkat bawah, tapi
entah kenapa kami lebih suka mengambil kelas menyanyi.
“Aisshh, kau mengagetkanku saja Tuan
Lee.” Sahutku dengan decakan kesal. Dia selalu saja seenaknya sendiri,
mengagetkanku setiap saat.
“Yak, aku tidak berniat mengagetkanmu,
aku hanya bertanya kenapa kau melamun. Apa kau memikirkanku hah?”
“Cih, percaya diri sekali kau. Aku tidak
melamun, aku hanya kagum pada sahabatku, Hye Soo. Dia sangat pandai sekali
menari.” Jelasku
“Benarkah? Hye Soo, ataukah sahabatku Key
yang kau kagumi, Kim Eun Hee?”
Deg. . .
jantungku seakan tertinju oleh benda yang sangat keras. Kenapa, kenapa
pertanyaan seperti itu dapat keluar dari mulut seorang Lee DongHwa, setahuku
cuma aku yang tahu tentang itu. Lalu, aku harus memberikan dia jawaban seperti
apa.
“. . .”
“Kenapa diam? Apa, ada yang salah dengan
pertanyaanku? Ohh, atau haruskah ku ralat pertanyaan itu menjadi seperti
ini,’apa kau mengagumi, aisshh bukan itu, maksudku, apa kau menyukai sahabatku,
Eun Hee?”
Ya Tuhan, aku harus menjawab apa. Aku
masih diam. Sungguh, kau membuatku mulai furstasi sekarang Lee DongHwa.
“. . .”
“Tidak ada jawaban? Kalau begitu, diammu
akan kuartikan sebagai. . .
”
Sebelum dia meneruskan kalimatnya, aku
sudah tau apa yang akan menjadi kesimpulannya.
“Tidak, aku tidak menyukainya. Aku hanya
terpesona melihat mereka berdua menari, chimestry yang mereka bentuk sangat
rapat dan bagus, tidak ada celah sama sekali.” Elakku. Berdoa semoga ia tidak
tahu kebohongan yang ku buat.
“Ohh, begitukah?” timpalnya.
Kenapa, kenapa wajahnya seakan tidak
percaya pada omonganku, apakah wajahku tengah membongkar semuanya. Aisshh,
wajah ini, kenapa selalu saja tidak bisa diajak kompromi.
“Jangan berbohong padaku, aku tidak suka.
Dan satu lagi, kau sama sekali tidak hebat untuk berbohong, apalagi jika masalahnya
menyangkut tentang Key. Jujur saja, jika kau berbohong padaku, kau sudah kalah
telak dari awal.
Kalian tahu, wajahku seperti diterpa
angin putting beliung ketika menyimak apa yang DongHwa katakan. Dia. . . dia
kenapa? Kenapa bisa mengetahuinya. Padahal aku sudah sangat rapat-rapat
menutupinya.
“Kau. . .” sungguh aku sangat kesal
padanya, Aku menatapnya dengan tatapan dingin dan mengacungkan jariku tepat
dihadapannya. Belum genap aku melengkapi kalimatku, Sang Hee lebih dulu
memotongnya dengan memanggil namaku.
“Heenie. . .” panggil Sang Hee dengan
senyum khasnya.
Baru saja aku ingin membalas panggilan
Sang Hee, pria itu.
“Semakin rapat kau menutupinya, malah akan
semakin terlihat oleh orang lain. Be Carefull Kim Eun Hee” bisik DongHwa ketika
ia berlalu melewatiku.
“Heenie~ah . . .” panggil Sang Hee sekali
lagi. Sang Hee terlihat bingung melihatku tidak menjawab panggilannya. Dia
berjalan menghampiriku, sedangkan aku masih terdiam karena kata-kata DongHwa
masih mengiang jelas ditelingaku.
“Semakin
rapat kau menutupinya, akan semakin terlihat oleh orang lain. Be Carefull Kim
Eun Hee”
“Heenie~ah, kau baik-baik saja?”
“Ahh, ya. Aku baik-baik saja. Kau tidak
perlu mengkhawatirkan aku Hee.” Jawabku cepat, agar Sang Hee tidak curiga
dengan apa yang terjadi denganku.
“Benar tidak apa-apa? Tadi ku lihat kau
bersama DongHwa, apa dia melakukan sesuatu padamu?”.
“Tidak, dia hanya menemaniku menuju kelas
kalian, lagi pula tadi dia juga hanya berniat melihat Key latihan saja.”
Jelasku, semoga saja Sang Hee percaya dan berhenti bertanya-tanya lagi.
“Baiklah kalau begitu.”sahutnya.
Syukurlah dia percaya pada omonganku.
***
Song
Sang Hee
Akhirnya aku menghampiri Heenie, aku
sering memanggil Kim Eun Hee seperti itu. Dan dia juga tidak pernah keberatan
dengan panggilan seperti itu. Dari tadi, aku merasa ada yang aneh sejak pertama
kali melihatnya berdiri tidak jauh dari pintu ruangan latihan kami. Dia
memandang Hye Soo dengan tatapan seolah Hye Soo telah menyakitinya, ada apa
sebenarnya. Apa yang membuat Eun Hee menatap Hye Soo seperti itu, aku tidak
suka, Karena bagaimanapun juga aku tidak mau sahabatku ditatap seperti itu, aku
tahu benar Hye Soo seperti apa, tidak pernah jahat pada orang lain. Walaupun
cuek, Hye Soo tidak akan tega menyakiti orang lain, membunuh nyamuk atau semut
saja dia tidak mau.
Lalu, selang beberapa menit aku melihat
DongHwa menyusul Eun Hee, sejenak DongHwa memperhatikan Eun Hee dengan tatapan
‘apa yang kamu lakukan dengan berdiri disini’. Tidak lama setalah itu, sepertinya
DongHwa melontarkan sebuah pertanyaan yang dengan sekali saja, dapat
menghentakkan Eun Hee dari lamunannya. Entah itu pertanyaan apa, tapi yang aku
tahu pasti, pertanyaan itu berhubungan dengan Hye Soo dan Key. Aku melihat
tubuh Eun Hee menegang seketika, tapi kenapa. Apa yang dikatakan DongHwa sampai
Eun Hee seperti itu. Sungguh aku sangat penasaran, daripada penasaran ini
berlanjut, akan ku hentikan saja percakapan mereka.
“Heenie. . .” Aku memanggilnya, tapi dia tidak menjawab
panggilanku.
“Heenie~ah . . .” Aku memanggilnya sekali
lagi, tapi dia tetap tidak menjawabku, apa suaraku terlalu kecil untuknya. Ada
apa sebenarnya. Akhirnya, aku menghampirinya.
“Heenie~ah, kau baik-baik saja?” Tanyaku
memastikan keadaanya. Yang sudah jelas ku ketahui bahwa dia tidak sedang
baik-baik saja.
“Ahh, ya. Aku baik-baik saja. Kau tidak
perlu mengkhawatirkan aku Hee.” Jawabnya cepat. Mengelak. Apa yang sedang kau
sembunyikan Heeni~ah.
“Benar tidak apa-apa? Tadi ku lihat kau
bersama DongHwa, apa dia melakukan sesuatu padamu?”. Ku Tanya sekali lagi
dengan senyuman tipisku, aku ingin benar-benar memastikan mimik wajah
bohongnya.
“Tidak, dia hanya menemaniku menuju kelas
kalian, lagi pula tadi dia juga hanya berniat melihat Key latihan saja.”
Jelasnya. Tepat sekali, dia bener-bener berbohong. Karena aku tadi tahu benar,
bahwa DongHwa menyusul Eun Hee selang beberapa menit.
“Baiklah kalau begitu.”sahutku. Tidak ada
lagi yang perlu ku tanyakan padanya.
“Apa kelas kalian sudah selesei Hee?”
Tanyanya.
“Sudah, baru saja Jung Eun Ji Songsaenim
tadi keluar, kau tidak melihatnya?” Jelas saja dia tidak melihatnya, karena
sedari tadi dia hanya melamun saja.
“Benarkah? Aku tidak melihatnya. Mataku
ini, mungkin aku harus ke dokter. Haha” Sahutnya dengan tawa paksanya
“Kau benar, mungkin kau tidak hanya akan
pergi ke dokter mata, tapi kau juga harus ke dokter jiwa haha.” Aku membalas
candaannya. Sesaat dia tersadar, dan dia langsung mendelik kesal padaku.
“Mwo, dokter jiwa kau bilang. Apa kau
pikir aku mulai gila Hee?” Dia bertanya padaku dengan tatapan sadisnya.
“Aku hanya bercanda.” Tawa kami memenuhi
luar ruang latihan dance.
“yak, apa yang kalian tertawakan? Kalian
tidak mengajakku tertawa bersama kalian.” Hyo Ri menghampiri kami berdua yang
sedang tertawa. Terlihat wajah cemberut di wajahnya. Lucu sekali.
“Bagaimana kami mau mengajakmu tertawa,
kalau kau saja dari tadi sibuk dengan ponselmu itu.” Jelasku dengan nada
mengejek. Kalian liat, sekarang Hyo Ri malah makin mengerucutkan bibirnya.
Ingin sekali aku tertawa.
Aku dan kedua sahabatku Hyo Ri dan Eun
Hee melihat gadis itu mengahampiri kami, gadis yang memang kami tunggu, Hye
Soo.
Aku sangat berharap, tidak akan terjadi
apa-apa diantara kami. Semoga
persahabatan kami akan terus berlanjut hingga akhir hidup kami.
***
Han
Hye Soo
Sedari tadi aku melihat tingkah aneh
sahabat-sahabatku. Tidak pernah sekalipun bosan melihat tingkah mereka. Melihat
Sang Hee yang terus mengomel pada HyoRi, karena mata Hyo Ri tak pernah lepas
dari ponselnya. Dan melihat HyoRi yang tak pernah tega membentak Sang Hee,
sungguh sahabat-sahabatku itu, tidak ada duanya didunia ini.
Dan Eun Hee, entah sejak beberapa bulan
terakhir ini dia selalu saja membuatku geram, seperti mengibarkan bendera
perang padaku. Dia selalu menatapku dengan tatapan seolah aku sering sekali
menyakitinya. Padahal beberapa bulan diawal tahun kami, kenal dia sangat manis
dan lugu, tapi sekarang, kenapa dia berubah. Ya Tuhan, sebenarnya apa yang
terjadi dengannya. Apa ada yang salah denganku.
Sedari tadi dia, ya Eun Hee yang ku
maksud, dia terus saja memandang ke arahku saat aku menari bersama Key. Ke
arahku, sepertinya tidak, atau dia memandang ke arah Key, ke arah pria itu.
Pria yang dijuluki Cold Prince dan yang tidak lain dan tidak bukan adalah
pacarku. Ya, ku akui, aku dan Key berpacaran. Belum lama. Baru beberapa bulan
setelah kami resmi sama-sama masuk ke WL Art School ini. Tapi tidak ada satu
pun yang tahu, bahkan Sang Hee pun tidak. Dan hari ini kalian tahu, kami sedang
mengibarkan bendera perang, aku dan Key. Seperti biasa, masalah masa lalu. Aku
sangat penat dibuatnya, sungguh. Kenapa harus masa lalu yang selalu
diungkitnya. Bukankah itu sudah lewat, aku dan Lee DongHwa, dan dia dengan Go
Hara. Bukannya kami sudah berakhir dan selesei dengan masa lalu, dan membuka
masa depan bersama. Aku dan Lee DongHwa,
itu jauh sekali waktu kami di Junior high School, seharusnya yang takut itu
aku. Karena dia baru mengakhiri dengan Go Hara, beberapa bulan sebelum kami
masuk WL Art School. Sungguh benar-benar penat aku dibuatnya.
Tapi dilain sisi, sangat bahagia memang
ketika menari bersamanya, memang harus diakui, aku dia dan menari itu adalah
hidupku dan tidak akan pernah ada yang dapat mengambil atau merusak hidupku
kecuali Tuhan. Setelah aku menyelesaikan cover dance ku bersama dia, semua
orang diruangan itu bertepuk tangan, tak terkecuali kedua sahabatku. Kalau
kalian tahu, sungguh tadi kami bukan menari seperti apa yang kalian lihat,
menurutku itu lebih tepat dapat dikatakan sebagai gencatan senjata untuk kami
berdua. Sekarang dia berjalan melewatiku, ku kira dia hanya akan berlalu begitu
saja didepanku. Tapi ternyata aku salah, dia menghadapku, sedikit menunduk dan
berbisik tepat ditelingaku.
“Jangan lupa makan siangmu, dan pastikan
kau banyak meminum air putih, ingat air putih, bukan yang lain. Wajahmu begitu
pucat sayang.”
Deg . .deg. jantungku berdetak dengan sangat
sangat cepat, tiba-tiba saja wajahku memanas, dia memanggilku sayang, iya ‘s a
y a n g’. Tidak dapat ku percaya. Bahkan dia tidak melupakan makan siangku.
Terima kasih Key, pacarku yang cuek.
Akhirnya aku menghampiri ketiga
sahabatku. Dan tepat seperti dugaanku, mereka telah menunggu sedari tadi. Aku
senang melihat mereka menungguku, tapi entah kenapa aku hanya bisa tersenyum
tipis, sekilas aku melihat mata Eun Hee mengekor kearah Key. Sedikit aneh, tapi
benarkah itu? Benarkah dia menyukai pacarku. Lalu jika ia, aku harus bagaimana?
Ya Tuhan, cobaan yang seperti apa yang akan kau berikan padaku.
Tuhan, semoga saja persahabatan kami akan terus berlanjut hingga akhir hidup kami.
NB : sampai jumpa di treaser selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar