Sabtu, 27 Juli 2013

[Movie] Our Love and Our Dream in WL Art School - TREASER 1


Kyaaaaaaaaaa !!!! *yak jangan berteriak, kau akan mengagetkan para readers, kau tahu!*
Hehe, maaf. Maafkan aku ^^

Hai! Hallo! Annyeong ! Bonjour! Ni Hao!
Aku Han Hye Soo atau Wulan.  Dan aku Go Hara atau Carissa. Ini adalah TF Serial Drama pertama dari kami. Dan kali ini,kami membawakan treasernya untuk kalian. Enjoy Please ^^

Scriptwriter.

NB : Ini  ceritanya agak ga jelas, dan mungkin memang ga jelas. Jadi mohon dimaklumi.

Title                 : Our Love and Our Dream in WL Art School [TREASER 1]
Main Cast           : All Imaginary Cast, All WLE’s Artist.
Han Hye Soo , Kim Hyun Bin , Lee DongHwa , Kim Eun Hee , Park Hyo Ri , Song Sang Hee (rifi), Lee Jongki, Lee Young Soo ,  Kang JungHyon , Park Jung Woon , Choi Jiwoo , Shin Hyun Ra , Lee Shin Hwa
Genre              : Friendship and Romance
Length                        : Chapter / Serial Drama
Disclaimer      : Ingat, this story is our. This only our imagination and the character is not real.

Enjoy Reading !! ^^





Park Hyo Ri
Pria itu, benar-benar membuatku gila sekarang. Entah sejak kapan, hanya dengan melihat dan mendengar suaranya saja, aku sudah dibuatnya jatuh cinta berkali-kali. Rasanya sangat aneh, dadaku sesak setiap kali menyimak semua kata yang keluar dari mulutnya. Pria itu, Choi Jiwo atau sering dikenal dengan nama “Kyel”, seorang murid di WL Art School yang sebentar lagi akan debut menjadi artis terobosan WL. Sudah setahun terakhir ini aku dibuat gila karenanya. Bukan hanya mengagumi, aku. . . aku sendiri tidak tahu benar perasaan apa ini.

“Yak, Park HyoRi ! Sampai kapan kau akan terus-terusan berkutik tidak jelas dengan dunia ponselmu itu? Kau tidak bosan, hah?” Suara itu mengiang begitu saja ditelingaku. Sedari tadi gadis itu terus saja mengomeliku. Tuhan, tidak adakah sesuatu yang dapat menyumpal mulutnya itu.

“Kau tidak lihat aku sedang sibuk dengan smartphoneku ini Sang Hee!” Aku mendelik kesal padanya, sungguh aku sedikit muak mendengar omelannya yang mengganggu konsentrasiku. Dia. . . dia adalah Song Sang Hee, sahabatku semenjak aku masuk di WL Art School. Dia adalah gadis yang sangat cerewet, ya Tuhan kenapa aku bisa memiliki sahabat sepertinya.

“Yak, HyoRi kau kenapa? Kesal padaku hah? Tidak usah mendelik ke arahku seperti itu“ Aku melihat dia menghela nafas, mungkin dia sedikit merasa bersalah.

“Tidak.” Jawabku bohong. Lebih baik aku berbohong, daripada aku jujur, nanti dia malah menangis didepanku.

Dia berjalan mendekat, ke arah tempatku duduk sekarang. Sang Hee mengambil posisi duduknya, tepat di sampingku. Menatap ke arah Jung Eun Ji Songsaenim. Ketika ia telah benar-benar duduk, suaranya kembali terangkat,
“Salahmu sendiri, dari tadi sibuk sekali. . . menatap layar ponselmu itu, apa tidak ada kegiatan lain yang lebih baik? Kau bahkan tidak menyimak apa yang Jung Eun Ji Songsaenim jelaskan, iya kan? Kau tidak lupa kan kalo kita sedang berada diruang latiahn dance Hyo Ri?” lanjutnya, tapi kali ini dengan nada yang lebih halus.

“Memangnya salah jika aku sibuk dengan ponselku ini? Lagi pula, aku juga sudah mendengar semua apa yang dijelaskan oleh Jung Eun Ji Songsaenim, kau tidak peru khawatir, Hee.” Jelasku. Aku memang sibuk dengan ponselku, tapi jujur, aku memang mendengar setiap kata yang keluar dari Jung Eun Ji Seongsanim.

“Benarkah, kau mendengar Songsaenim menjelaskan tadi?” dia menanyakan lagi. Apa dia pikir aku berbohong padanya.

“Hmm.”Aku hanya ber hmm saja, sungguh kesal sekali melihatnya dengan tatapan tidak percaya seperti itu.

“Baguslah kalo begitu.”
Hanya itu, hanya itu yang keluar dari mulut Sang Hee, ada apa dengannya? Apa aku salah menanggapinya. Tapi ya sudahlah, mungkin dia mencoba mengertiku yang lelah melihatnya terus-terusan mengomel. Ku lirik sejenak Sang Hee, dia masih sangat serius melihat ke tengah ruangan, ada apa. Apa ada yang begitu menarik untuk dilihat. Akhirnya aku juga tidak peduli dan kembali melanjutkan kesibukan dengan ponsel kesayanganku ini.

“Hyo Ri, kau tidak mau melihatnya menari?”

Mwo, siapa? Siapa yang Sang Hee maksud dengan nya itu. “Siapa?” tanyaku untuk memastikan siapa yang dimaksud oleh Sang Hee.

“Gadis itu.” Jawab Sang Hee sambil menunjuk gadis itu dengan matanya. Daripada aku penasaran, aku mengikuti gerakan matan Sang Hee. Yup, aku menemukan gadis itu, gadis yang dimaksud oleh Sang Hee tadi, gadis yang akan menari. Gadis itu adalah Hye Soo, Han Hye Soo. Gadis bermarga Han itu adalah sahabat kami berdua, dia adalah gadis yang sangat pandai menari. Tidak salah kalau dia disebut sebagai Dancing Mechine, karena setiap gerakan yang ia lakukan sangat piawai dan santai, tetapi tetap energik. Melihatnya menari dengan pria itu, ya pria itu, pria itu adalah Key, pria yang dingin, bahkan aku tidak pernah melihatnya tertawa sedikitpun, dia hanya selalu tersenyum tipis.

Melihat mereka menari bersama, nyaris membuat kami tidak berkedip sekali pun.Awesome, 1 kata untuk Hye Soo dan Key, mereka tengah selesei mengcover dance Hyuna & Hye_____ dengan lagu Trouble Maker.. Semua orang yang ada diruangan ini pun bertepuk tangan tidak kecuali aku dan Sang Hee, bangga sekali memiliki sahabat seperti Hye Soo, Jika dipikir, mereka benar-benar tidak kalah saing jika dibandingkan oleh penari aslinya. Eitss, jangan salah kira dulu, kami juga tidak kalah jauh jika dibandingkan dia, peringkat dance kami 2 peringkat dibawahnya, aku diperingkat ke-3 dan Sang Hee diperingkat ke4, sedangkan diperingkat ke-5 adalah Lee Dong Hwa, tapi sayangnya dia sedang tidak ada disini, karena dia sekarang sedang berada dikelas menyanyi bersama Kim Eun Hee. Terang saja, aku Park Hyo Ri, Song Sang Hee, Han Hye Soo dan Kim Eun Hee, kami bersahabat dari awal masuk WL Art School. Ini adalah tahun kedua persahabatan kami berempat tapi tidak untuk Hye Soo dan Sang Hee, ini adalah persahabatan tahun ke, entah ke berapa, aku sendiri tidak tahu yang jelas mereka telah bersahabat dari kecil. Aku sangat berharap, persahabatan kami akan berlanjut hingga akhir hidup kami.

***

Kim Eun Hee

Melihat mereka berdua menari, ketika aku keluar dari kelas menyanyiku. Kenapa rasanya sesak sekali. Gadis itu, Hye Soo. Dia memang benar-benar dancing machine terbaik di WL Art School, senang sekali memiliki sahabat seperti dia. Tapi kenapa, kenapa aku iri melihatnya menari dengan Key. Padahal sudah sangat sering sekali aku melihat mereka bedua menari bersama. Kalau kalian tidak mengenal mereka, kalaian pasti akan mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Chimestry yang dibuat oleh mereka berdua benar-benar luar biasa. Tapi sayang mereka berdua bukan sepasang kekasih. . . Seharusnya aku senang bukan, tapi, kenapa aku malah menyayangkannya.
Para siswa lain sering berkata bahwa mereka adalah Cold Prince and Princess. Dua mahkluk yang tercuek di WL Art School. Kalian perlu tahu bahwa di WL Art School ini hanya memiliki 90 siswa berbakat dan pintar, yang nantinya akan debut sebagai artis terobosan WL, termasuk aku. Dan kalian tahu, dari 90 siswa itu, 0 siswa yang tidak kenal dengan dua mahkluk itu, dengan kata lain tidak ada yang tidak mengenal mereka berdua, semua orang mengenalnya bahkan semua staff, trainer bahkan artis terobosan dari WL yang sudah debut, mengenalnya. Hebat sekali sahabatku itu.
Kim Hyun Bin, pria itu. Ya pria itu, terlalu sering sudah membuatku selalu terbius dengan pandangannya, walau hanya pandangan dingin, tapi entah mengapa jantungku berdetak sangat cepat dibuatnya. Ya Tuhan, maha karya mu yang satu itu, kenapa sangat mengagumkan sekali. Ingin sekali aku memilikinya dan berharap dia juga melihatku dimatanya.
Aku Kim Eun Hee. Dan Hye Soo, Song Sang Hee dan Park Hyo Ri, mereka adalah sahabatku yang tidak akan pernah akan aku lupakan. Berharap persahabatan kami akan terus berlanjut hingga akhir hidup kami.

“Yak Eun Hee, apa yang kau lakukan disini? Kau melamun? Atau kau terpesona melihat mereka menari?”  Suara itu, suara pria ini membuyarkanku dari lamunan. Pria ini adalah Lee DongHwa, sahabat dari Key. Sama halnya denganku, DongHwa juga baru saja keluar dari kelas yang sama denganku, kelas menyanyi, bukan karena kami keluar dari kelas menyanyi lantas kalian mengira kami tidak terlalu pandai menari. Kalian tahu, kami juga pandai menari seperti Key dan Hye Soo, bahkan peringkat menari kami juga tidak berada di peringkat bawah, tapi entah kenapa kami lebih suka mengambil kelas menyanyi.

“Aisshh, kau mengagetkanku saja Tuan Lee.” Sahutku dengan decakan kesal. Dia selalu saja seenaknya sendiri, mengagetkanku setiap saat.

“Yak, aku tidak berniat mengagetkanmu, aku hanya bertanya kenapa kau melamun. Apa kau memikirkanku hah?”

“Cih, percaya diri sekali kau. Aku tidak melamun, aku hanya kagum pada sahabatku, Hye Soo. Dia sangat pandai sekali menari.” Jelasku

“Benarkah? Hye Soo, ataukah sahabatku Key yang kau kagumi, Kim Eun Hee?”
Deg. . .  jantungku seakan tertinju oleh benda yang sangat keras. Kenapa, kenapa pertanyaan seperti itu dapat keluar dari mulut seorang Lee DongHwa, setahuku cuma aku yang tahu tentang itu. Lalu, aku harus memberikan dia jawaban seperti apa.

“. . .”

“Kenapa diam? Apa, ada yang salah dengan pertanyaanku? Ohh, atau haruskah ku ralat pertanyaan itu menjadi seperti ini,’apa kau mengagumi, aisshh bukan itu, maksudku, apa kau menyukai sahabatku, Eun Hee?”
Ya Tuhan, aku harus menjawab apa. Aku masih diam. Sungguh, kau membuatku mulai furstasi sekarang Lee DongHwa.

“. . .”

“Tidak ada jawaban? Kalau begitu, diammu akan kuartikan sebagai. . .
Sebelum dia meneruskan kalimatnya, aku sudah tau apa yang akan menjadi kesimpulannya.

“Tidak, aku tidak menyukainya. Aku hanya terpesona melihat mereka berdua menari, chimestry yang mereka bentuk sangat rapat dan bagus, tidak ada celah sama sekali.” Elakku. Berdoa semoga ia tidak tahu kebohongan yang ku buat.

“Ohh, begitukah?” timpalnya.

Kenapa, kenapa wajahnya seakan tidak percaya pada omonganku, apakah wajahku tengah membongkar semuanya. Aisshh, wajah ini, kenapa selalu saja tidak bisa diajak kompromi.

“Jangan berbohong padaku, aku tidak suka. Dan satu lagi, kau sama sekali tidak hebat untuk berbohong, apalagi jika masalahnya menyangkut tentang Key. Jujur saja, jika kau berbohong padaku, kau sudah kalah telak dari awal.
Kalian tahu, wajahku seperti diterpa angin putting beliung ketika menyimak apa yang DongHwa katakan. Dia. . . dia kenapa? Kenapa bisa mengetahuinya. Padahal aku sudah sangat rapat-rapat menutupinya.

“Kau. . .” sungguh aku sangat kesal padanya, Aku menatapnya dengan tatapan dingin dan mengacungkan jariku tepat dihadapannya. Belum genap aku melengkapi kalimatku, Sang Hee lebih dulu memotongnya dengan memanggil namaku.

“Heenie. . .” panggil Sang Hee dengan senyum khasnya.

Baru saja aku ingin membalas panggilan Sang Hee, pria itu.

“Semakin rapat kau menutupinya, malah akan semakin terlihat oleh orang lain. Be Carefull Kim Eun Hee” bisik DongHwa ketika ia berlalu melewatiku.

“Heenie~ah . . .” panggil Sang Hee sekali lagi. Sang Hee terlihat bingung melihatku tidak menjawab panggilannya. Dia berjalan menghampiriku, sedangkan aku masih terdiam karena kata-kata DongHwa masih mengiang jelas ditelingaku.
“Semakin rapat kau menutupinya, akan semakin terlihat oleh orang lain. Be Carefull Kim Eun Hee”

“Heenie~ah, kau baik-baik saja?”

“Ahh, ya. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku Hee.” Jawabku cepat, agar Sang Hee tidak curiga dengan apa yang terjadi denganku.

“Benar tidak apa-apa? Tadi ku lihat kau bersama DongHwa, apa dia melakukan sesuatu padamu?”.

“Tidak, dia hanya menemaniku menuju kelas kalian, lagi pula tadi dia juga hanya berniat melihat Key latihan saja.” Jelasku, semoga saja Sang Hee percaya dan berhenti bertanya-tanya lagi.

“Baiklah kalau begitu.”sahutnya. Syukurlah dia percaya pada omonganku.

***

Song Sang Hee

Akhirnya aku menghampiri Heenie, aku sering memanggil Kim Eun Hee seperti itu. Dan dia juga tidak pernah keberatan dengan panggilan seperti itu. Dari tadi, aku merasa ada yang aneh sejak pertama kali melihatnya berdiri tidak jauh dari pintu ruangan latihan kami. Dia memandang Hye Soo dengan tatapan seolah Hye Soo telah menyakitinya, ada apa sebenarnya. Apa yang membuat Eun Hee menatap Hye Soo seperti itu, aku tidak suka, Karena bagaimanapun juga aku tidak mau sahabatku ditatap seperti itu, aku tahu benar Hye Soo seperti apa, tidak pernah jahat pada orang lain. Walaupun cuek, Hye Soo tidak akan tega menyakiti orang lain, membunuh nyamuk atau semut saja dia tidak mau.

Lalu, selang beberapa menit aku melihat DongHwa menyusul Eun Hee, sejenak DongHwa memperhatikan Eun Hee dengan tatapan ‘apa yang kamu lakukan dengan berdiri disini’. Tidak lama setalah itu, sepertinya DongHwa melontarkan sebuah pertanyaan yang dengan sekali saja, dapat menghentakkan Eun Hee dari lamunannya. Entah itu pertanyaan apa, tapi yang aku tahu pasti, pertanyaan itu berhubungan dengan Hye Soo dan Key. Aku melihat tubuh Eun Hee menegang seketika, tapi kenapa. Apa yang dikatakan DongHwa sampai Eun Hee seperti itu. Sungguh aku sangat penasaran, daripada penasaran ini berlanjut, akan ku hentikan saja percakapan mereka.

“Heenie. . .”  Aku memanggilnya, tapi dia tidak menjawab panggilanku.

“Heenie~ah . . .” Aku memanggilnya sekali lagi, tapi dia tetap tidak menjawabku, apa suaraku terlalu kecil untuknya. Ada apa sebenarnya. Akhirnya, aku menghampirinya.

“Heenie~ah, kau baik-baik saja?” Tanyaku memastikan keadaanya. Yang sudah jelas ku ketahui bahwa dia tidak sedang baik-baik saja.

“Ahh, ya. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku Hee.” Jawabnya cepat. Mengelak. Apa yang sedang kau sembunyikan Heeni~ah.
“Benar tidak apa-apa? Tadi ku lihat kau bersama DongHwa, apa dia melakukan sesuatu padamu?”. Ku Tanya sekali lagi dengan senyuman tipisku, aku ingin benar-benar memastikan mimik wajah bohongnya.

“Tidak, dia hanya menemaniku menuju kelas kalian, lagi pula tadi dia juga hanya berniat melihat Key latihan saja.” Jelasnya. Tepat sekali, dia bener-bener berbohong. Karena aku tadi tahu benar, bahwa DongHwa menyusul Eun Hee selang beberapa menit.

“Baiklah kalau begitu.”sahutku. Tidak ada lagi yang perlu ku tanyakan padanya.

“Apa kelas kalian sudah selesei Hee?” Tanyanya.

“Sudah, baru saja Jung Eun Ji Songsaenim tadi keluar, kau tidak melihatnya?” Jelas saja dia tidak melihatnya, karena sedari tadi dia hanya melamun saja.

“Benarkah? Aku tidak melihatnya. Mataku ini, mungkin aku harus ke dokter. Haha” Sahutnya dengan tawa paksanya

“Kau benar, mungkin kau tidak hanya akan pergi ke dokter mata, tapi kau juga harus ke dokter jiwa haha.” Aku membalas candaannya. Sesaat dia tersadar, dan dia langsung mendelik kesal padaku.

“Mwo, dokter jiwa kau bilang. Apa kau pikir aku mulai gila Hee?” Dia bertanya padaku dengan tatapan sadisnya.

“Aku hanya bercanda.” Tawa kami memenuhi luar ruang latihan dance.

“yak, apa yang kalian tertawakan? Kalian tidak mengajakku tertawa bersama kalian.” Hyo Ri menghampiri kami berdua yang sedang tertawa. Terlihat wajah cemberut di wajahnya. Lucu sekali.

“Bagaimana kami mau mengajakmu tertawa, kalau kau saja dari tadi sibuk dengan ponselmu itu.” Jelasku dengan nada mengejek. Kalian liat, sekarang Hyo Ri malah makin mengerucutkan bibirnya. Ingin sekali aku tertawa.

Aku dan kedua sahabatku Hyo Ri dan Eun Hee melihat gadis itu mengahampiri kami, gadis yang memang kami tunggu, Hye Soo.
Aku sangat berharap, tidak akan terjadi apa-apa diantara kami. Semoga persahabatan kami akan terus berlanjut hingga akhir hidup kami.

***

Han Hye Soo

Sedari tadi aku melihat tingkah aneh sahabat-sahabatku. Tidak pernah sekalipun bosan melihat tingkah mereka. Melihat Sang Hee yang terus mengomel pada HyoRi, karena mata Hyo Ri tak pernah lepas dari ponselnya. Dan melihat HyoRi yang tak pernah tega membentak Sang Hee, sungguh sahabat-sahabatku itu, tidak ada duanya didunia ini.
Dan Eun Hee, entah sejak beberapa bulan terakhir ini dia selalu saja membuatku geram, seperti mengibarkan bendera perang padaku. Dia selalu menatapku dengan tatapan seolah aku sering sekali menyakitinya. Padahal beberapa bulan diawal tahun kami, kenal dia sangat manis dan lugu, tapi sekarang, kenapa dia berubah. Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi dengannya. Apa ada yang salah denganku.
Sedari tadi dia, ya Eun Hee yang ku maksud, dia terus saja memandang ke arahku saat aku menari bersama Key. Ke arahku, sepertinya tidak, atau dia memandang ke arah Key, ke arah pria itu. Pria yang dijuluki Cold Prince dan yang tidak lain dan tidak bukan adalah pacarku. Ya, ku akui, aku dan Key berpacaran. Belum lama. Baru beberapa bulan setelah kami resmi sama-sama masuk ke WL Art School ini. Tapi tidak ada satu pun yang tahu, bahkan Sang Hee pun tidak. Dan hari ini kalian tahu, kami sedang mengibarkan bendera perang, aku dan Key. Seperti biasa, masalah masa lalu. Aku sangat penat dibuatnya, sungguh. Kenapa harus masa lalu yang selalu diungkitnya. Bukankah itu sudah lewat, aku dan Lee DongHwa, dan dia dengan Go Hara. Bukannya kami sudah berakhir dan selesei dengan masa lalu, dan membuka masa depan bersama.  Aku dan Lee DongHwa, itu jauh sekali waktu kami di Junior high School, seharusnya yang takut itu aku. Karena dia baru mengakhiri dengan Go Hara, beberapa bulan sebelum kami masuk WL Art School. Sungguh benar-benar penat aku dibuatnya.
Tapi dilain sisi, sangat bahagia memang ketika menari bersamanya, memang harus diakui, aku dia dan menari itu adalah hidupku dan tidak akan pernah ada yang dapat mengambil atau merusak hidupku kecuali Tuhan. Setelah aku menyelesaikan cover dance ku bersama dia, semua orang diruangan itu bertepuk tangan, tak terkecuali kedua sahabatku. Kalau kalian tahu, sungguh tadi kami bukan menari seperti apa yang kalian lihat, menurutku itu lebih tepat dapat dikatakan sebagai gencatan senjata untuk kami berdua. Sekarang dia berjalan melewatiku, ku kira dia hanya akan berlalu begitu saja didepanku. Tapi ternyata aku salah, dia menghadapku, sedikit menunduk dan berbisik tepat ditelingaku.

“Jangan lupa makan siangmu, dan pastikan kau banyak meminum air putih, ingat air putih, bukan yang lain. Wajahmu begitu pucat sayang.”

Deg . .deg. jantungku berdetak dengan sangat sangat cepat, tiba-tiba saja wajahku memanas, dia memanggilku sayang, iya ‘s a y a n g’. Tidak dapat ku percaya. Bahkan dia tidak melupakan makan siangku. Terima kasih Key, pacarku yang cuek.
Akhirnya aku menghampiri ketiga sahabatku. Dan tepat seperti dugaanku, mereka telah menunggu sedari tadi. Aku senang melihat mereka menungguku, tapi entah kenapa aku hanya bisa tersenyum tipis, sekilas aku melihat mata Eun Hee mengekor kearah Key. Sedikit aneh, tapi benarkah itu? Benarkah dia menyukai pacarku. Lalu jika ia, aku harus bagaimana? Ya Tuhan, cobaan yang seperti apa yang akan kau berikan padaku.
Tuhan, semoga saja persahabatan kami akan terus berlanjut hingga akhir hidup kami.

***


NB : sampai jumpa di treaser selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar